Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Maraknya online shopping atau toko daring yang mudah diakses dengan internet memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berbelanja. Meskipun keberadaan toko daring memberikan dampak, salah satunya melahirkan kebiasaan shopaholic. Lantas, apa itu sebenarnya shopaholic ini?
Dilansir etheses.uin-malang.ac.id, shopaholic atau juga dikenal dengan istilah shopping addiction merupakan sebutan untuk pola perilaku kecanduan belanja dan penderitanya tidak memiliki kontrol atas perilaku tersebut.
Shopping addiction menyebababkan individu mengalami ‘loss of control’ atau keinginan untuk terus berbelanja terus muncul walaupun telah berusaha untuk menghentikannya. Dalam tahap yang lebih serius, perilaku shopping addiction menyebabkan kerugian, tidak hanya untuk penderitanya tetapi juga bagi orang-orang terdekatnya.
Baca: Suka Membeli Barang Tidak Penting Bisa Jadi Anda Shopaholic
American Psychiatric Association (APA) tidak secara resmi mengakui kecanduan belanja sebagai gangguan yang berbeda. Kebiasaan shopaholic terjadi karena otak mengasosiasikan belanja sebagai sebuah kesenangan, sehingga orang dengan gangguan ini akan terus melakukannya secara terus menerus. Umumnya, shopping addicted adialami oleh wanita daripada laki-laki dengan usia penderitanya adalah 18-20 tahun, sebuah usia ketika seseorang twlah diperbolehkan memiliki akses kartu kredit secara legal
Dilansir healthline.com, orang dengan gangguan ini mungkin juga mengalami kecanduan produk tertentu, seperti pakaian atau perhiasan, atau mungkin juga membeli apa saja mulai dari makanan dan produk kecantikan, hingga saham atau real estat.
Gejala Shopaholic
Berikut adalah gejala-gejala dari shopaholic:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1. Terobsesi untuk melakukan pembelian setiap hari atau setiap minggu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
2. Melakukan belanja sebagai cara mengatasi stres
3. Membeli barang-barang yang tidak perlu atau tidak dipakai
4. Merasa menyesal atau menyesal atas pembelian, tetapi terus berbelanja
5. Tidak dapat melunasi utang atau mengelola uang
Mengutip psychguides.com, kebiasaan shopaholic memberikan efek yang bervariasi. Efek jangka pendek dari kecanduan belanja mungkin terasa positif. Dalam banyak kasus, penderita akan merasa senang setelah menyelesaikan proses belanja. Namun, perasaan ini sering bercampur dengan kecemasan atau rasa bersalah. Sementara efek jangka panjang dari kecanduan belanja dapat menyebabkan banyak pecandu belanja menghadapi masalah keuangan, dan mereka mungkin kewalahan akan utang.
NAOMY A, NUGRAHENI
Baca juga: 7 Ciri -ciri Kecanduan Belanja atau Shopaholic, Anda Termasuk?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.