Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

4 Hal yang Mempengaruhi Orang Menjadi Shopaholic atau Kecanduan Belanja

Istilah shopaholic biasa digunakan untuk menggambarkan perilaku kecanduan belanja

21 Oktober 2022 | 19.38 WIB

Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com
Perbesar
Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Istilah shopaholic biasa digunakan untuk menggambarkan perilaku kecanduan belanja. Shopaholic tergolong jenis salah satu kecanduan yang dianggap bisa diterima secara sosial. Tapi, perilaku itu bisa berakibat masalah serius dalam kehidupan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mengutip Verywell Mind, kecanduan belanja terbentuk karena beberapa alasan. Bisa dilihat dari beberapa karakteristik utama yang cenderung dimiliki orang-orang yang kecanduan belanja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal yang mempengaruhi kebiasaan shopaholic

1. Pencarian persetujuan

Pecandu belanja atau kepribadian shopaholic acap kali merasa kesepian. Pengalaman berbelanja memberikan interaksi positif kepada para shopaholic dengan penjual Harapan terhadap barang yang telah mereka beli akan meningkatkan hubungan dengan orang lain.

2. Tingkat percaya diri yang rendah

Percaya diri yang rendah salah satu karakteristik umum tentang kepribadian shopaholic. Berbelanja menjadi cara untuk mencoba meningkatkan harga diri, terutama ketika barang yang diinginkan dikaitkan dengan gambaran tentang segala yang diinginkan. Mengutip publikasi Biolcati R. The Role of Self-esteem and Fear of Negative Evaluation in Compulsive Buying, harga diri yang rendah juga bisa menjadi konsekuensi dari kecanduan belanja.

3. Masalah emosional

Selain kecenderungan umum untuk ketakstabilan emosional atau perubahan suasana hati, pecandu belanja rentan mengalami kecemasan dan depresi. Berbelanja sering digunakan sebagai cara untuk membangkitkan semangat, meski hanya untuk sementara.

4. Fantasi

Kemampuan berfantasi lebih kuat shopaholic daripada orang biasanya. Ada beberapa cara agar fantasi memperkuat kecenderungan untuk membeli berlebihan. Para shopaholic bisa berfantasi tentang keseruan belanja sambil melakukan aktivitas lain. Para shopaholic membayangkan semua konsekuensi positif dari membeli objek yang diinginkan dan membawa diri dalam fantasi untuk lari dari kenyataan hidup.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus