Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit Kawasaki, juga dikenal sebagai sindrom Kawasaki, adalah penyakit peradangan yang mempengaruhi pembuluh darah kecil pada tubuh, terutama pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Penyakit itu pertama kali diidentifikasi oleh dokter Jepang bernama Tomisaku Kawasaki pada 1967 dan sejak itu dinamai sesuai namanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Spesialis jantung dan pembuluh darah Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Aditya Agita Sembiring, menyarankan orang tua memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadwal yang direkomendasikan sebagai langkah pencegahan dan membantu mengurangi risiko penyakit Kawasaki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Memastikan anak-anak mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh otoritas kesehatan. Imunisasi rutin, seperti vaksin MMR (measles, mumps, rubella), dapat membantu melindungi terhadap infeksi yang dapat memicu penyakit Kawasaki,” jelas Aditya.
Imunisasi lengkap
Imunisasi lengkap juga dapat mengurangi komplikasi lebih serius terhadap penyakit Kawasaki yang rata-rata menyerang anak. Selain imunisasi, menghindari paparan infeksi seperti praktik mencuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan, dan menghindari kontak dengan yang sedang sakit juga bisa jadi langkah pencegahan infeksi yang direkomendasikan.
Gejala yang dialami anak yang terinfeksi penyakit Kawasaki dapat bervariasi. Namun, gejala umum meliputi demam yang berlangsung lebih dari lima hari dan tidak merespons obat penurun demam, ruam pada kulit seperti campak atau rubella, pembengkakan kelenjar getah bening, bibir merah dan pecah-pecah, lidah merah dan bengkak atau sering disebut lidah stroberi, persendian di area tangan dan kaki bengkak, serta mata merah. Penyakit Kawasaki juga dapat memunculkan gejala seperti nyeri sendi, nyeri perut, diare, muntah, kelelahan, dan penurunan nafsu makan.
“Jika melihat gejala yang mencurigakan pada anak, segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan pengobatan yang tepat. Pengobatan yang diberikan secara dini dapat membantu mengurangi risiko komplikasi yang serius,” ucap Aditya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.