Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Influencer Arab Saudi Populerkan Hidangan Burger Belalang

Arab Saudi saat ini kekurangan restoran yang mengkhususkan diri pada masakan belalang, jadi banyak yang berburu dan berkreasi sendiri.

22 Januari 2024 | 12.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tangkapan layar burger belalang yang tenagh populer di Arab Saudi (ANTARA/X/Lovin Saudi)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Belalang telah menjadi salah satu makanan yang cukup populer di negara-negara Arab. Serangga yang disebut tinggi protein itu biasanya digoreng saja, tapi kini diolah menjadi beragam jenis makanan. Di Arab Saudi, salah satu yang kini tengah populer adalah burger belalang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tren makanan ini berkaitan dengan puncak musim belalang, menurut laman Gulf News, Sabtu, 20 Januari 2024. Para penikmat belalang bereksperimen dengan metode baru dalam memasak dan menyiapkan serangga ini di rumah.

Kreasi yang menonjol adalah burger belalang, dengan harga sekitar 7,50 riyal Saudi atau sekitar Rp31 ribu per porsi. Makanan ini mencakup roti burger, belalang, bawang bombay, saus tomat, dan topping lain yang dapat disesuaikan.

Berburu dan masak sendiri

Belalang, terutama yang melimpah di wilayah seperti Madinah dan Qassim, sangat disukai karena rasanya. Terlepas dari popularitasnya, Arab Saudi saat ini kekurangan restoran yang mengkhususkan diri pada masakan belalang.

Kini, banyak yang berburu dan memasaknya sendiri. Para pecinta belalang kerap berbagi pengalaman berburu, membeli (dengan tas berisi sekitar 100 belalang yang dijual seharga 50 riyal--sekitar Rp208 ribu), dan memasak berbagai masakan belalang di media sosial.

Mereka memasaknya hidup-hidup dalam air, diikuti dengan menambahkan bahan-bahan seperti bawang bombay dan minyak. Beberapa lebih suka memasangkannya dengan selada, sementara yang lain berinovasi dengan burger belalang.

Dipopulerkan influencer

Influencer media sosial terkemuka di Saudi secara aktif mempromosikan hidangan ini. Iyad Al Hamoud, yang dikenal karena tweetnya, mendorong konsumsi makanan belalang Saudi, menyoroti nilainya dibandingkan produk impor seperti makanan ringan belalang Swiss yang dibumbui dengan ramuan alpine, yang harganya lebih mahal yaitu 172 riyal atau sekitar Rp717 ribu per kantong.

Meshal Al Gharib, pembuat konten lainnya, membagikan video penjual belalang, menekankan tidak adanya pestisida dan metode panen alami.

Opini terbelah 

Opini masyarakat di Arab Saudi mengenai konsumsi belalang terbagi. Beberapa orang memandangnya sebagai masalah pilihan pribadi atau tradisi leluhur, dengan referensi dari para ulama yang mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW memakan belalang.

Sementara, kelompok masyarakat lain mengasosiasikan belalang dengan kemiskinan dan menganggapnya tidak perlu mengingat beragamnya makanan yang tersedia.

ANTARA

Pilihan Editor: Asal-usul Roti Maryam, Benarkah Makanan Khas Arab?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus