Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Serangga dijadikan sebagai makanan tidak hanya ada di Indonesia.Meski dianggap sebagai kuliner ekstrem, Singapura pun mengakui bahwa binatang tersebut layak dikonsumsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam surat edaran publik tertanggal 8 Juli yang ditujukan kepada para pedagang makanan, Badan Pangan Singapura (SFA) telah menyetujui 16 spesies serangga yang dapat dimakan untuk dijual dan dikonsumsi di negara tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dengan segera, SFA akan mengizinkan impor serangga dan produk serangga yang termasuk dalam spesies yang telah dinilai memiliki risiko regulasi rendah," demikan pernyataan Badan Pangan Singapura (SFA) dalam rilisnya.
Jenis Serangga yang dapat Dimakan
Serangga yang disetujui oleh SFA meliputi belalang, belalang sembah, ulat hongkong, dan beberapa spesies kumbang.
"Serangga dan produk serangga ini dapat digunakan untuk konsumsi manusia atau sebagai pakan ternak untuk hewan penghasil makanan," kata SFA. Namun, mereka menambahkan bahwa serangga yang dikonsumsi tidak boleh diambil dari alam liar.
"Bukti dokumenter (diperlukan untuk menunjukkan) bahwa serangga dibudidayakan di tempat yang diatur oleh Otoritas Kompeten," kata SFA.
Dilansir dari CNN Travel, seorang juru bicara mengatakan bahwa serangga yang tidak tercantum dalam daftar perlu menjalani evaluasi lagi untuk memastikan bahwa serangga tersebut dapat dikonsumsi manusia.
Sumber Protein Tinggi yang Berkelanjutan
Memakan serangga merupakan hal yang baru bagi sebagian besar orang di dunia. Namun, sebenarnya binatang ini dapat dikonsumsi. Para peneliti mencatat lebih dari 2.100 spesies serangga dapat dimakan, banyak di antaranya mengandung banyak vitamin dan mineral penting dan berfungsi sebagai sumber protein tinggi yang berkelanjutan, berbeda dengan ternak yang menghasilkan metana.
"Serangga merupakan sumber protein yang terabaikan dan merupakan cara untuk melawan perubahan iklim," menurut laporan tahun 2022 oleh Forum Ekonomi Dunia. "Konsumsi protein hewani kita merupakan sumber gas rumah kaca dan perubahan iklim. (Mengonsumsi) serangga dapat mengimbangi perubahan iklim dalam banyak hal."
Di beberapa negara, serangga sudah lazim dijadikan makanan. Di Indonesia, ada belalang goreng atau ulat sagu. Di Meksiko, taco belalang disajikan sebagai makanan lezat yang populer. Semut, jangkrik, dan bahkan tarantula umumnya dimakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand dan Kamboja.
Makanan Hewan
Serangga hidup umumnya dijual di Singapura sebagai makanan untuk hewan peliharaan, seperti burung dan reptil. Namun, kini serangga hidup bisa menjadi pilihan baru dan menarik bagi pengunjung manusia.
“Karena industri serangga masih baru dan serangga merupakan makanan baru di sini, SFA telah mengembangkan kerangka regulasi serangga yang menetapkan pedoman bagi serangga untuk disetujui sebagai makanan,” kata SFA.