Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Info Hidup Sehat

5 Juli 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski Libur Batasi Nonton TV

WAKTUNYA liburan sekolah, membiarkan anak bersantai adalah pilihan bijaksana. Tapi jangan izinkan si kecil terlalu lama menonton televisi. Sejumlah penelitian menunjukkan, aktivitas anak-anak menonton TV terlalu lama bisa membahayakan perkembangan perilaku, kecerdasan, sampai gangguan kesehatan fisik.

Peneliti dari Kanada dan Amerika Serikat melakukan penelitian terhadap 1.300 anak di Inggris yang berusia dua dan empat tahun. Responden yang sama diamati kembali ketika sudah berusia sepuluh tahun. Dari penelitian yang dipublikasikan di jurnal Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine edisi Mei 2010 itu diketahui bahwa durasi aman bagi anak menonton televisi maksimal adalah dua jam setiap hari.

Setiap tambahan jam menonton televisi bisa mengakibatkan penurunan perhatian di kelas 7 persen dan penurunan keterampilan matematika 6 persen. Selain itu, ada kemungkinan menjadi korban intimidasi teman sekelas 10 persen, kurang beraktivitas 13 persen, penambahan berat badan 5 persen, dan cenderung lebih banyak mengemil 10 persen. ”Mereka kehilangan kesempatan berharga bersosialisasi,” tutur Linda Pagani dari Universitas Montreal, salah satu peneliti.

Penelitian itu menegaskan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang mengungkapkan dampak negatif anak menonton televisi terlalu lama. Hasil penelitian Marie Evans Schmidt, peneliti dari Rumah Sakit Anak Boston, misalnya. Dari penelitiannya terhadap 800 anak baru lahir hingga berusia tiga tahun, diketahui anak yang terlalu lama di depan televisi lebih miskin kosakata dan lebih lemah kemampuan moto­riknya dibanding anak yang jarang menonton televisi.

Adapun hasil penelitian jangka panjang di Inggris yang melibatkan 3.000 anak baru lahir hingga berusia 11,5 tahun membuktikan anak yang menghabiskan waktu di depan televisi lebih dari dua jam sehari punya risiko terkena serangan asma dua kali lipat.

Tubuh Jendela Otak

INGIN tahu tingkat intelektualitas seseorang? Lihat bentuk tubuhnya. Kalau simetris, pintarlah orangnya, dan sebaliknya bagi yang tubuhnya tidak simetris. Ukuran simetris ini jika bagian kanan dan kiri tubuhnya seimbang, mencakup jemari, bentuk lengan, kaki dan tangan, dengan panjang dan lebar yang sama.

Jangan tersinggung bagi yang merasa tubuhnya kurang simetris. Silakan protes ke George Banks dan teman-temannya dari Virginia Commonwealth University, yang melakukan studi. Itu memang temuannya setelah riset mereka, termasuk menganalisis ulang 14 hasil riset untuk menjelaskan hubungan bentuk tubuh dengan kemampuan otak seseorang. Riset melibatkan lebih dari 1.900 responden. ”Ini satu penjelasan mengenai perbedaan intelektualitas individu,” kata Banks. Hasil penelitiannya dipublikasikan di jurnal Intelligence, Mei 2010.

Lagi, Anggur Merah

SERING disebut manfaat anggur merah untuk kesehatan. Penelitian terbaru menemukan satu lagi: penggunaan anggur merah untuk menangani penyakit kebutaan. Ini hasil studi para peneliti dari Sekolah Kedokteran Universitas Washington di St Louis, Amerika Serikat, yang dipublikasikan di American Journal of Pathology edisi Juli, 2010.

Para peneliti menemukan bahwa resveratrol, senyawa yang terkandung dalam anggur merah, bisa mencegah pembentukan pembuluh darah baru di mata ­(angiogenesis). Pembentukan pembuluh inilah yang memicu kebutaan. ”Temuan ini bisa menjadi rintisan terapi pencegahan,” kata Rajendra S. Apte, spesialis retina Universitas Washington, salah satu peneliti.

Penelitian dilakukan dengan obyek tikus, khususnya dengan mengamati bagian retinanya. Pembuluh darah tikus percobaan dikembangkan abnormal dengan teknik laser. Nah, pada saat tikus diberi resveratrol, pembuluh darah yang abnormal tadi ber­angsur menghilang, sekaligus mencegah pemben­tukan pembuluh baru.

Studi ini menambah daftar manfaat resveratrol dari hasil penelitian sebelumnya, misalnya menghambat laju penuaan dan obesitas. Selain pada anggur merah, resveratrol dijumpai pada anggur blueberry dan kacang tanah. Untuk terapi, senyawa ini relatif mudah diberikan ke pasien. ”Bisa oral atau suntikan, dan gampang diserap tubuh,” tutur Apte.

Anggur kaya antioksidan, vitamin C, provitamin A, vitamin B1, B2, serat dan kadar air tinggi, mi­neral besi, fosfor, kalsium, serta kalium. Beberapa penyakit yang bisa diperanginya antara lain penyakit yang berhubungan dengan aliran darah tak lancar dan keracunan dalam tubuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus