Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menangkal Sinyal Lapar
Cara yang benar menurunkan berat badan menjadi tema penelitian menarik dari waktu ke waktu. Kali ini lembaga riset medis Garvan, Sydney, Australia, menemukan obat penurunan berat badan yang bekerja dengan cara mencegah tubuh menerima sinyal tertentu dari otak.
Berat badan bisa dicegah bila reseptor dalam tubuh ditangkal menerima sinyal lapar dari otak, yang mengarahkan energi ke jaringan lemak. Selama ini obat penurun berat badan biasanya berusaha mencegah otak mengirim sinyal lapar ke tubuh.
Menurut kepala program ilmu saraf Garvan, Herbert Herzog, cara terapi biasa cenderung tidak efektif. Pasalnya, orang yang sudah biasa terprogram untuk makan sangat sulit menghentikan kebiasaannya. Inilah yang membuat cara memblokir suatu sistem yang mempengaruhi nafsu makan tidak cukup signifikan menurunkan berat badan. Kalau dihilangkan satu sinyal, sinyal lain akan menggantikannya. Pasien yang menggunakan terapi seperti itu hanya kehilangan sekitar lima persen berat badannya.
Penelitian Herzog mengubah cara pendekatan dengan mencegah tubuh menerima sinyal lapar dari otak. "Daripada mengutak-atik otak, lebih baik meneliti reseptor dalam tubuh yang menerima sinyal yang mendorong penyimpanan energi sebagai lemak," ujarnya kepada Radio Australia, pekan lalu.
Obat yang dikembangkan tidak saja berhasil mengontrol nafsu makan tapi juga mendorong tubuh membakar lebih banyak lemak. Tubuh bisa menggunakan asam lemak atau protein untuk menghasilkan energi.
Jadi, kalau bisa mengarahkan tubuh menggunakan lebih banyak asam lemak yang disimpan di jaringan lemak, berat tubuh pun akan semakin banyak berkurang. Itulah sasaran obat itu. Kekurangan obat ini, menurut Profesor Herzog, tidak cocok untuk orang yang sangat gemuk.
Perokok Lebih Cepat Menopause
Menopause atau terhentinya siklus menstruasi akan dialami setiap perempuan. Masa terhentinya datang bulan biasanya terjadi pada wanita usia 48 sampai 52 tahun. Pada usia tersebut fungsi indung telur menurun. Akibatnya, bosit dan folikel-rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium-habis, yang akhirnya berhenti memproduksi sel telur.
Perempuan perokok, menurut hasil penelitian The Journal of Clinical Epidemiology yang dimuat situs BBC Health, akan mengalami menopause lebih awal dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Perempuan yang tidak memiliki anak juga akan mengalami masa menopause satu tahun lebih cepat daripada perempuan yang memiliki tiga anak atau lebih.
Makan Manis Karena DNA
Kebiasaan makan permen atau makanan manis ternyata bukan hanya karena keinginan atau kebutuhan tubuh. Menurut penelitian Jurusan Ilmu Nutrisi Universitas Toronto, Kanada, kedemenan seperti itu juga disebabkan oleh asam deoksiribonukleat (DNA).
DNA atau inti sel jenis glucose transporter type 2 (GLUT2) merupakan variasi gen yang mampu merangsang otak mengkonsumsi makanan secara berlebihan. Para saintis lembaga itu meneliti 687 orang. Sukarelawan dibagi menjadi dua grup. Kelompok pertama terdiri atas sekumpulan orang yang memiliki variasi gen GLUT2. Rombongan lainnya tidak. Hasilnya, kelompok pertama memakan lebih banyak permen.
Penelitian yang dimuat jurnal kesehatan Prevention itu menunjukkan pola makan seseorang dapat bersifat genetis. Hal ini menjelaskan misteri penyakit diabetes yang merupakan salah satu penyakit keturunan. Menurut tim peneliti, jika seseorang termasuk salah satu yang memiliki gen itu, cobalah ganti camilan permen dengan cokelat hitam (dark chocolate) yang ditaburi kacang almon. Meski rasanya manis, cokelat hitam berkadar gula tidak terlalu tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo