Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akupunktur Mengurangi Nyeri Radang Sendi
Seni tusuk jarum asal Cina, akupunktur, terus saja menunjukkan bukti keampuhannya. Penelitian terbaru Institut Studi Kesehatan Nasional Amerika membuktikan, metode ini bermanfaat mengurangi nyeri akibat radang sendi atau artritis.
Temuan yang dipublikasikan dalam Annals of Internal Medicine ini berdasar penelitian penggunaan akupunktur terhadap 570 orang yang mengalami radang sendi. Hasilnya, para pasien umumnya mengalami penurunan rasa nyeri dan peningkatan fungsi lutut hingga 40 persen. "Metode ini memang tidak menyembuhkan artritis, tetapi merupakan pelengkap yang baik untuk terapi lain. Metode ini pun terbukti cukup aman," kata Dr Stephen Strauss, salah seorang peneliti.
Temuan ini hanya satu dari sekian temuan ilmiah yang menggarisbawahi keunggulan akupunktur. Sebelumnya, akupunktur sudah dinyatakan bermanfaat untuk mengurangi nyeri kepala, mual-mual pada perempuan hamil, serta membantu pasien yang menderita penyakit hati akut.
Buah Menjauhkan Leukemia
Pisang dan jeruk bisa jadi senjata ampuh untuk mencegah leukemia. American Journal of Epidemiology edisi Desember melaporkan hal ini: anak-anak yang lebih sering mengkonsumsi buah jeruk dan pisang atau meminum jus jeruk sebelum berusia dua tahun secara signifikan lebih kecil kemungkinan terkena leukemia sebelum berusia 14 tahun.
Publikasi ini berdasar riset Dr Marilyn L. Kwan dan rekan-rekannya dari Universitas California, Amerika. Mereka mewawancarai 328 ibu yang anaknya terkena leukemia serta 328 ibu lain yang memiliki anak bebas leukemia. Para ibu ini diminta melaporkan apa yang dikonsumsi anaknya sebelum berusia dua tahun.
Para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa anak-anak yang sehat memiliki pola konsumsi yang hampir seragam. Mereka makan jeruk atau pisang, minum jus jeruk, empat sampai enam kali seminggu. Pola konsumsi seperti ini yang tidak terlalu menonjol di kalangan anak yang terkena leukemia. "Konsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C berperan penting dalam mengurangi zat-zat karsinogen yang menyebabkan kanker dalam tubuh," kata Marilyn.
Menikah itu Menyehatkan
Menikahlah, maka An-da akan lebih sehat. Ini bukan nasihat orang tua kepada anaknya, melainkan hasil penelitian Pusat Statistik Kesehatan Nasional Amerika. Kesimpulan yang dirilis Reuters pada minggu lalu itu didapatkan setelah dilakukan wawancara dengan 127 ribu orang berusia di atas 18 tahun. Lima puluh persen di antara responden itu sudah menikah.
Para peneliti mencoba membandingkan kebiasaan dan kondisi kesehatan subyek yang menikah dengan yang tidak. Hasilnya, lelaki atau wanita yang menikah umumnya lebih jarang merokok, tidak minum-minuman berat, dan mereka juga cenderung lebih aktif secara fisik. "Mereka juga umumnya lebih jarang menderita sakit kepala dan stres dibandingkan dengan yang hidup sendirian," kata Charlotte Schoenborn, ahli statistik yang memimpin penelitian itu.
Fakta ini, kata Charlotte, bisa dijelaskan dengan dua cara. Di satu sisi, orang yang menikah mendapat keuntungan pernikahan berupa tambahan sumber ekonomi, dukungan sosial dan psikologis, serta dorongan untuk gaya hidup yang lebih sehat. Dari sudut pandang lain, perkawinan itu sendiri merupakan proses seleksi (marital selection), yakni mereka yang sehatlah yang memilih menikah, sedangkan mereka yang kurang sehat umumnya tidak menikah atau bercerai.
Yang menarik, penelitian itu juga menemukan bahwa lelaki yang menikah cenderung memiliki berat badan lebih dibandingkan dengan yang hidup sendiri. "Kami belum tahu kenapa. Tampaknya perlu penelitian lanjutan untuk menjelaskannya," kata Charlotte.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo