Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tahun demi tahun berganti, tapi ada yang tetap. Seperti yang sudah diduga, tahun ini MPR lagi-lagi menunjuk Soeharto sebagai presiden. Berpasangan dengan Try Sutrisno, Soeharto memimpin para menterinya yang tergabung dalam Kabinet Pembangunan IV.
DI tengah kejenuhan suasana politik itu, muncul selarik warna baru. Megawati, putri Proklamator, mulai masuk ke kancah politik. Dalam Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya, Mega terpilih sebagai ketua umum partai berlambang kepala banteng itu. Inilah puncak kemelut setelah kongres PDI bulan Juli di Medan berlangsung ricuh. Saat itu, pemerintah menjagokan Budi Hardjono sebagai Ketua Umum PDI dan berniat menjegal Soerjadi. Akhirnya, Soerjadi terpilih, tapi apa boleh buat, pemerintah tidak suka. Kongres pun dianggap tidak sah. Lalu, muncullah nama Megawati. Kelak, sejarah membuktikan, meski berkali-kali dijegal, Mega tetap tak tersingkirkan, bahkan menjadi presiden ketika Soeharto telah lengser.
Tahun itu pula merupakan tahun Marsinah. Buruh PT Catur Putra Surya, Sidoarjo, ini ditemukan tewas setelah berjuang menuntut kenaikan upah. Kini, 11 tahun kemudian, kematian tidak wajar juga menjemput Munir, pejuang hak asasi manusia. Sebelas tahun telah berlalu, kekerasan tetap bergentayangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo