Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Inilah 5 Masalah Kulit akibat Air Hujan

Banyak orang mengeluhkan masalah kulit selama musim hujan yang lembab. Berikut lima masalah kulit akibat terkena air hujan.

11 Oktober 2022 | 06.53 WIB

Warga melintas saat banjir di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Oktober 2022. Hujan deras yang mengguyur DKI Jakarta membuat sejumlah wilayah di Ibu Kota terendam banjir. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Perbesar
Warga melintas saat banjir di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Oktober 2022. Hujan deras yang mengguyur DKI Jakarta membuat sejumlah wilayah di Ibu Kota terendam banjir. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang mengeluhkan masalah kulit selama musim hujan yang lembab. Selama musim ini, kulit yang terkena air hujan lebih rentan terhadap infeksi karena kelembaban yang sangat ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Kehangatan dan kelembapan memungkinkan pertumbuhan jamur dan bakteri dengan cepat. Itulah sebabnya beberapa kondisi kulit lebih sering terjadi selama hujan. Karena curah hujan yang berlebihan, kelembaban yang meningkat, dan genangan air, seseorang berisiko terkena berbagai infeksi kulit dan penyakit lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Berikut ini adalah beberapa masalah kulit yang timbul akibat seringnya terkena air hujan secara langsung pada musim hujan:

1. Folliculitis

Mengutip dari Onlymyhealth, Infeksi bakteri atau jamur terjadi pada folikel rambut. Apa peran folikel rambut? Folikel rambut dimaksudkan untuk melindungi kita. Karena itu seluruh tubuh kita ditutupi dengannya. Kontak antara keringat dan jamur atau bakteri menyebabkan masalah kulit yang dapat menyebabkan folikulitis.

2. Gatal

Gatal atau kudis adalah penyakit menular. Penetrasi tungau menyebabkan infeksi ini ke dalam kulit. Parasit membentuk sarang di kulit dan bertelur di dalamnya, sehingga meningkatkan penyakit. Penyebaran melalui air hujan membuat kulit menjadi gatal.

3. Jerawat dan Eksim

Kulit terganggu oleh tanda dan gejala jerawat dan eksim di musim ini. Meskipun alergi tidak mengancam jiwa, itu bisa menjadi sangat parah jika tidak diobati dalam waktu lama. Kunjungi dokter kulit atau spesialis kulit untuk mendapatkan perhatian dan perawatan medis yang tepat.

4. Alergi Kulit

Musim hujan dikenal karena serentetan alergi kulit, terutama di kota-kota besar di mana tingkat polusi sangat tinggi. Melansir Pharmeasy, gejala alergi ini biasanya muncul di tangan, punggung atas, kaki, dan area tubuh lainnya yang terbuka. Alergi seperti itu yang disebabkan oleh hujan paling baik dikendalikan dan dikoreksi oleh Antihistamin.

Menurut ahli kesehatan, bahan kimia yang disebut histamin diproduksi ketika tubuh bersentuhan langsung dengan pemicu alergi seperti ragweed, bulu hewan peliharaan, serbuk sari, atau tungau debu. Antihistamin berguna untuk mengurangi atau memblokir histamin dan juga dikenal untuk mencegah gejala alergi akibat hujan.

5. Hiperpigmentasi

Hiperpigmentasi adalah gangguan kulit terkait kelembaban lainnya yang ditandai dengan bercak gelap dan kusam yang terjadi pada kulit, khususnya wajah. Masalah kulit ini terjadi ketika melanosit menjadi hiperaktif karena paparan langsung sinar matahari.

Kadang-kadang produksi melanin yang berlebihan terjadi bahkan ketika sinar matahari tidak terlalu intens (seperti saat musim hujan). Terapi laser dan pengobatan adalah cara yang berguna untuk mengobati tanda dan gejala hiperpigmentasi.

MALINI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus