Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan positif antara orang tua dan anak sangat penting karena berbagai alasan, termasuk terkait perilaku disiplin. Terkadang orang tua kerap menggunakan cara hukuman fisik ketika anak melakukan aktivitas atau berperilaku menyimpang. Padahal, ada cara terbaik untuk mengatasinya dengan mengalihkan perhatian anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam kajian ilmu psikologi, seni mengalihkan perhatian anak disebut dengan metode distraksi. Mengutip situs Exploring Your Mind, metode distraksi didefinisikan sebagai strategi manajemen perilaku anak untuk membantu menghindari situasi yang mengarah pada perilaku yang tidak diinginkan. Misalnya, berguna saat anak mengalami tekanan emosional, rasa sakit fisik, dan perilaku maladaptif lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti diketahui, prefrontal cortex pada bagian otak masa kanak-kanak belum sepenuhnya berkembang. Bagian otak ini berfungsi menentukan baik dan buruk, membuat keputusan, dan memprediksi hasil berdasarkan perkiraan. Ini berarti anak-anak masih belum bisa mengendalikan perhatian layaknya orang dewasa sehingga perlu bimbingan dari orang tua.
Centers for Disease Control and Prevention dalam artikelnya berjudul “Responding to Behavior” menjelaskan pengalihan perhatian ke hal positif membuat konsekuensi negatif yang mungkin saja dilakukan anak menjadi terkendali lebih efektif. Anak-anak cenderung tidak akan merengek dan menanyakan pertanyaan yang sama secara berulang ketika dialihkan perhatiannya.
Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa mendorong anak untuk mengalihkan diri dari situasi yang tidak disenanginya dan berfokus pada tugas kognitif tertentu dapat membantu menonaktifkan pusat emosi otak mereka. Pun hal ini, sebagaimana dilansir dari Pili Pala Project, mampu mengaktifkan pusat berpikir di lobus frontal atau prefrontal cortex pada otak anak.
Alih-alih menggunakan cara kekerasan fisik, mengalihkan perhatian anak ke sesuatu yang lain seperti buku, mainan, atau dengan berbicara kepada mereka dinilai lebih efektif. Strategi distraksi ini merangsang indera, melibatkan anak dalam pembicaraan terfokus, dan mampu bersaing dengan rangsangan negatif untuk menarik perhatian anak. Dan pastinya menenangkan mereka.
Dilansir dari situs resmi Raising Children, ada beberapa kiat khusus untuk mengalihkan perhatian anak dari sesuatu yang membuat frustasi atau membosankan ke sesuatu yang lebih positif. Momen atau waktu yang tepat dinilai sebagai kunci utama saat melakukannya, yakni dimulai dengan memperhatikan masalah perilaku anak.
Tatkala masalah utama yang membuat anak frustasi teridentifikasi, maka selanjutnya dapat memberikan anak pada hal lain untuk dilakukan. Perkenalkan aktivitas, mainan, atau permainan baru, atau tunjukkan kepada anak sesuatu yang baru. Atau bisa juga memindahkan posisi anak pada lokasi yang dapat melihat hal-hal lain yang berbeda.
HARIS SETYAWAN