Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang penggunaan glukosa tubuh atau turunnya respon sel target atau organ terhadap konsentrasi insulin fisiologis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mekanisme yang mendasari resistensi insulin adalah faktor genetik atau defek primer sel target, autoantibodi terhadap insulin, dan degradasi insulina yang berlangsung cepat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip akper-sandikarsa.e-journal.id, resistensi insulin erat kaitannya dengan obesitas. Kondisi ini juga memicu munculnya gangguan lain yaitu diabetes melitus tipe 2.
Obesitas merupakan akumulasi lemak yang berlebihan karena adanya ketidakseimbangan masukan dan pengeluaran makanan dan dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan.
Pada obesitas, resistensi tubuh terhadap insulin akan berkembang. Berkembangnya resistensi insulin ditandai dengan berkurangnya kemampuan pengambilan glukosa pada lemak dan otot. Kelainan tersebut merupakan faktor yang mendasari penyakit diabetes mellitus tipe 2.
Dilansir dari WebMD, gejala resistensi insulin antara lain rasa kelelahan berlebih, rasa lapar terus menerus, sulit berkonsentrasi, lingkar pinggang lebih dari 101,6 sentimeter pada pria dan 88,9 sentimeter pada wanita.
Selain itu pembacaan tekanan darah 130/80 atau lebih tinggi, kadar gula darah puasa lebih dari 100 mg/dL, tingkat trigliserida puasa lebih dari 150 mg/dL, muncul daging kecil di area kulit, dan muncul bercak gelap pada kulit.
Hal yang bisa dilakukan untuk mengobati resistensi insulin adalah dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, rutin berolahraga, berhenti merokok, mengonsumsi makanan sehat serta bergizi, dan menjaga berat badan tetap ideal.
MELINDA KUSUMA NINGRUM