Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hipertensi adalah salah satu penyakit silent killer, alasannya banyak yang tidak tahu bahwa dirinya menderita penyakit darah tinggi, sehingga mereka bisa saja meninggal tanpa sebelum mengetahui penyakit itu. Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, sempat menyatakan 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia menderita penyakit ini . Untuk menangani masalah Hipertensi ini, Badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) menganjurkan untuk membatasi konsumsi sodium 2.400 miligram atau sekitar 1 sendok teh garam per hari.
Baca: Jelang Idul Adha, Bukan Daging yang Sebabkan Hipertensi, Tapi..
Adapun pasien hipertensi berat dianjurkan untuk melakukan diet rendah garam I dengan hanya mengkonsumsi 200-400 miligram natrium atau garam setiap harinya. Sementara itu, pasien hipertensi tidak berat dianjurkan melakukan diet rendah garam II dengan mengonsumsi hanya 600-800 miligram atau sekitar setengah sendok teh garam setiap harinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit hipertensi, Perhimpunan Hipertensi Indonesia atau Indonesian Society of Hypertension bekerja sama dengan PT Omron Healthcare Indonesia menggelar Bulan Tekanan Darah atau May Measurement Month.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 2017, May Measurement Month diikuti lebih dari 70.000 orang di 34 provinsi di Indonesia. Adapun pada 2018, lebih dari 120.000 orang di 27 propinsi telah menjalani pengukuran tekanan darah.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Bambang Widyantoro yang juga Ketua Panitia May Measurement Month mengatakan dari hasil pengukuran di 2017 ditemukan bahwa 1 dari 3 orang dewasa dengan rerata usia 41 tahun mengalami peningkatan tekanan darah. Selain itu, diketahui juga bahwa 1 dari 10 orang baru mengetahui bahwa tekanan darahnya di atas normal.
Bambang mengatakan hal menarik yang didapatkan dari hasil penemuan tersebut adalah tingkat pendidikan ternyata memiliki korelasi dengan tingginya level tekanan darah. “Makin baik edukasinya maka tingkat tekanan darahnya semakin baik, ini mungkin karena mereka lebih peduli terhadap kesehatannya,” kata Bambang.
Tidak hanya dari tingkat pendidikan, perbedaan lokasi tempat tinggal juga cukup berpengaruh. Jika selama ini banyak masyarakat yang beranggapan bahwa hipertensi merupakan penyakit orang kota, ternyata belum tentu benar. Dari hasil penelitian justru ditemukan bahwa masyarakat pedesaan memiliki tingkat tekanan darah yang lebih tinggi.
Hal ini, sambungnya, tidak lepas dari kebiasaan masyarakat pedesaan yang senang mengkonsumsi makanan asin seperti garam dan ikan asin.
Menurut dokter yang juga berpraktek di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita ini, hasil survei yang didapatkan tersebut sejalan juga dengan data yang pernah dikumpulkan sebelumnya mengenai studi hipertensi di kawasan pedesaan di Bandung dan Bogor.
Baca: Idul Adha, Penderita Hipertensi Batasi Daging dan Sayur Jenis Ini
Dari hasil survei ditemukan bahwa masyarakat di daerah tersebut banyak mengonsumsi natrium dan sodium tinggi seperti ikan asin. Selain itu, banyak juga yang mengkonsumsi jajanan yang mengandung banyak garam dan penyedap rasa.
“Pola makan yang tidak sehat dikaitkan dengan pengetahuan dan level edukasi yang rendah membuat tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan kurang sehingga bisa menyebabkan hipertensi,” katanya.