Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

22 April 2024 | 21.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Melia Yunita, menyarankan orang tua memberikan parasetamol atau obat penurun panas pada anak saat suhu tubuh telah menyentuh atau melebihi 38 derajat Celcius.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Suhu normal itu 36,5 sampai 37,5 derajat. Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman,” katanya di Jakarta, Senin, 22 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk waktu yang tepat memberikan parasetamol pada anak, ia menuturkan akan lebih baik bila orang tua menyalakan pendingin ruangan dan mengenakan baju yang berbahan tipis pada anak ketika demam dibandingkan terburu-buru memberi parasetamol karena demam merupakan tanda yang dihasilkan tubuh ketika sedang melawan bakteri atau virus asing yang masuk ke dalam tubuh. 

Usai melakukan kedua hal tersebut, Melia menyarankan orang tua tidak mengukur suhu tubuh anak dengan menggunakan telapak tangan. Tujuannya untuk meminimalisasi perburukan yang dapat terjadi pada kesehatan anak.

“Kalau mengukur suhu tubuh jangan pakai tangan. Anak-anak kalau enggak bisa minum obat kita minimalisir penyebabnya. Kalau misal dipegang dengan tangan hangat tapi kemudian suhunya cuma 37 derajat, tunda dulu. Lebih baik kasih air minum saja,” sarannya.

Kalau demam tidak turun dan anak mulai merasakan keluhan buruk seperti pusing, hidung tersumbat, dan batuk maka orang tua bisa segera memberi parasetamol yang disesuaikan dengan takaran saji atau rekomendasi dokter. Selama minum parasetamol, orang tua yang melakukan konsultasi biasanya diberikan pilihan jenis obat seperti tablet, puyer, dan sirup. Untuk memastikan obat dikonsumsi anak dengan baik, ia meminta orang tua untuk tidak mencampur obat dengan makanan atau minuman manis karena dapat menurunkan efektivitas.

“Jangan kasih cokelat batang, obatnya kalah sama cokelat nanti. Paling bagus beri air putih saja. Orang tua suka cerita anak tidak mau minum air putih, jangan-jangan orang tuanya di rumah tidak mencontohkan dan minum yang lain. Jadi, jangan biasakan begitu. Kalau dibarengi minuman manis mungkin hasilnya tidak kelihatan sekarang tapi di kehidupan anak berpuluh tahun kemudian,” katanya.

Minum dengan air putih
Melia menambahkan dengan meminumkan obat dengan air putih, efek obat dapat lebih terasa, seperti demam anak turun dan dahak yang menyebabkan batuk lebih encer. Anak pun dapat merasa lebih nyaman bergerak. Di sisi lain, ia mengingatkan orang tua tetap memperhatikan asupan gizi anak agar imunitas terjaga serta kebutuhan waktu istirahat di samping pemberian parasetamol.

Pencegahan penularan melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah juga sangat menunjang anak sembuh lebih cepat. Contohnya mencuci tangan usai beraktivitas dan memakai masker.

“Jangan sampai satu sakit, satu rumah ikut sakit. Kalau si kecil sudah diminta pakai masker tapi malas dan tidak mau, kita yang pakai agar tidak ada penularan di dalam rumah,” saran Melia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus