Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Puntung rokok tercatat sebagai limbah yang berdampak buruk pada lingkungan. Dilansir dari golimbah.com, The Ocean Conservancy menyebut puntung rokok sebagai salah satu sampah yang paling mengotori pantai dan saluran air. Lembaga Demografi UI pada tahun 2014 juga menyebutkan konsumsi rokok Indonesia mencapai 302 miliar batang per tahun. Jika sebanyak 80 persen puntung rokok dibuang sembarangan, maka sejumlah 660 juta puntung rokok sudah mengotori lingkungan. Namun, ternyata limbah puntung rokok tersebut dapat dimanfaatkan kembali menjadi pestisida nabati yang berguna untuk pertanian. Lalu, bagaimana cara pembuatannya? Simak informasi di bawah ini.
Kandungan dalam puntung rokok
Dilansir dari cybex.pertanian.go.id, puntung rokok terdiri dari tembakau yang mengandung senyawa niktin sebagai anti hama yang bersifat racun saraf bagi serangga. Tembakau sangat bermanfaat untuk membuat pestisida nabati. Hal tersebut menjadi peluang bagi masyarakat petani melalui limbah puntung rokok. Selain hemat karena petani tidak perlu membeli tembakau, hal ini juga bisa mengurangi sampah puntung rokok yang biasanya berserakan di mana saja yang merugikan lingkungan dan menganggu kenyamanan orang di sekitarnya.
Pestisida nabati merupakan racun untuk hama tanaman yang dibuat dari bahan organik. Bahan organik tersebut dapat terbuat dari tumbuhan dan tanpa bahan kimia. Keunggulan menggunakan pestisida nabati di antaranya mudah dibuat, tidak mengakibatkan resistensi pada hama, tidak mencemari lingkungan, dan aman digunakan karena tidak meninggalkan residu kimia pada hasil panen, serta mengurangi biaya produksi untuk membeli pestisida kimia yang harganya relatif mahal.
Limbah puntung rokok dapat menjadi pestisida nabati
Dalam melakukan pekerjaannya, biasanya petani melakukan penyemprotan pestisida kimia ke tanaman yang dibudidayakan tanpa melihat apakah tanaman tersebut sudah terserang hama ataupun penyakit dengan tanpa melihat ambang batas keberadaan hama, seperti wereng dan walang sangit. Hal tersebut dikarenakan petani terlalu takut mengalami gagal panen, sehingga walaupun belum terserang hama maupun penyakit, petani tetap rutin melakukan penyemprotan.
Jika dibiarkan terus-menerus, tentu saja sangat berbahaya apabila petani melakukan penyemprotan dengan pestisida kimia yang bisa meninggalkan residu kimia pada hasil panen serta mencemari lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, pestisida nabati dari limbah puntung rokok menjadi alternatif tepat yang dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pestisida kimia. Pestisida nabati limbah puntung rokok aman untuk digunakan di tanaman sehingga tidak meninggalkan residu kimia.
Cara membuat pestisida nabati dari puntung rokok
Bahan-bahan:
1 kg puntung rokok
1 sdm sabun colek.
Cara membuat:
1. Rendam 1 kg puntung rokok ke dalam air sebanyak 1 liter
2. Tambahkan 1 sdm sabun colek ke dalam rendaman tersebut
3. Aduk campuran tersebut sampai merata kemudian diamkan larutan tersebut selama minimal 10 hari dalam wadah tertutup.
4. Setelah 10 hari, saring air rendaman tersebut
5. Setelah disaring, pindahkan air rendaman ke dalam wadah penyemprotan
Cara menggunakannya sebagai berikut:
Penyemprotan pestisida nabati dari puntung rokok dapat digunakan untuk pengendalian hama maupun jamur. Cara menggunakannya yakni dengan perbandingan 20 ml ekstrak tembakau dari puntung rokok tersebut, lalu ditambah 1 liter air. Jika serangan hama banyak, maka konsentrasi larutan bisa ditingkatkan sesuai kebutuhan.
Pilihan Editor: Forum Anak di Denpasar Kumpulkan 10 ribu Puntung Rokok dalam 1 Jam
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini