Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Sawitri, model asal Bali, tampil bolak-balik dalam Lisbon Fashion Week dan menjadi peraga produk internasional.
Perempuan keturunan India dan Bali ini menjadi korban perundungan saat bersekolah di Bali.
Sawitri menyerukan perlawanan terhadap perundungan lewat media sosial.
DIA seolah-olah membawa nama Indonesia di panggung peragaan busana dunia. Sawitri, model asal Bali itu, bolak-balik tampil dalam Lisbon Fashion Week dan Portugal Fashion Week sejak 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di balik keanggunan langkah Sawitri di runway, tersimpan masa lalu yang kelam akibat perundungan. Selama 12 tahun bersekolah di Kabupaten Jembrana, Bali, Sawitri kerap menjadi korban bullying karena kulitnya gelap. "Bahasa Balinya badeng," kata Sawitri kepada Tempo lewat panggilan video dari tempat tinggalnya di Lisbon, Portugal, Senin, 3 Februari 2025. "Ada pula hasutan 'Jangan main sama dia. Dia orang hitam, orang miskin'."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai destinasi wisata dunia, Bali sejatinya akrab dengan aneka warna kulit. "Namun anak sekolah di Jembrana, bagian barat Bali, belum open-minded seperti di Kuta yang banyak wisatawan asing," kata Sawitri.
Sawitri tampil dalam Lisbon Fashion Week di Portugal, Mei 2024. Dok. LIONOFPORCHES X PAA.TIFF
Perempuan berdarah India dan Bali ini tak mengadukan pengalaman buruk di sekolah itu kepada orang tuanya. Ia tak ingin kejadian ini menambah pikiran mereka. Dia memilih melapor kepada guru bimbingan konseling. Namun aduannya tidak digubris. "Kata mereka, 'Ah, kamu kali yang suka ganggu duluan'," ujar Sawitri mengutip omongan gurunya dulu.
Reaksi gurunya itu membuat Sawitri terpukul. Perundungan fisik dan verbal membuat kepercayaan dirinya runtuh. Setiap kali difoto, dia menyembunyikan giginya karena disebut orang terlalu putih. Temannya bisa dihitung dengan jari.
Ia mengubur dalam-dalam cita-citanya menjadi model. Bahkan rencana studinya berantakan. Selepas sekolah menengah atas, Sawitri membatalkan niatnya masuk fakultas hukum universitas terkemuka di Bali saat mengetahui salah satu perundungnya mendaftar di sana. Perundung lain pun pernah mengolok-olok Sawitri dengan mengatakan akan memotong telinganya sendiri kalau Sawitri berhasil menjadi model.
Setelah menghindari sekolah hukum, Sawitri mengambil les pariwisata di Bali. Tak berapa lama, pada 2017, tantenya mengajak dia ke Jakarta. Sembari kuliah, bibinya itu mendidik Sawitri menjadi pengajar saham di perusahaannya. "Aku mengedukasi anak-anak muda tentang apa itu saham, belinya kapan, berapa banyak, berapa lama jangka waktunya, dan seterusnya," kata Sawitri.
Sawitri memperagakan busana BIN House dalam Jakarta Fashion Week, 2023. Dok. BINHOUSE OFFICIAL
Sang bibi melihat potensi lain pada diri keponakannya tersebut, yaitu sebagai model. Sebab, modal Sawitri lebih dari cukup. Dia bertubuh langsing dengan tinggi badan 1,75 meter dan berambut lurus panjang menjuntai. Kulitnya yang gelap menjadi nilai tambah. Mengikuti saran tantenya, Sawitri mengambil kelas model di Kimmy Jayanti School di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Meski demikian, dunia model tidak menjadi fokusnya saat itu. Jika jadwalnya bentrok, Sawitri mendahulukan pekerjaan kantornya dan bolos kelas modeling. Satu sebabnya adalah minimnya dukungan orang tua. "Bagi Mama, dunia permodelan tidak masuk hitungan. Yang bagus itu menjadi polisi atau pegawai negeri sipil," ucapnya.
Namun secara perlahan wejangan sang mentor, Kimmy Jayanti, mengubah persepsi Sawitri. "Kamu punya potensi bagus. Kamu jangan berhenti modeling, ya," kata Sawitri mengutip omongan Kimmy.
Rasa percaya dirinya pun makin tebal. Sawitri kian rajin memamerkan fotonya di media sosial dan mulai mendapat tawaran pekerjaan dari agensi dalam negeri. Beberapa bulan kemudian, pada 2018, dia mendapat e-mail dari agensi model di Paris.
Sawitri bersiap tampil dalam Lisbon Fashion Week di Portugal, 2023. Dok. Lisbon Fashion Week
Setelah mengikuti seleksi, mereka memintanya datang ke Prancis. Ia bingung karena belum pernah ke luar negeri. Orang tuanya pun khawatir Sawitri menjadi korban penipuan sehingga dia mengurungkan niatnya.
Di tengah kegundahan itu, Sawitri curhat kepada sang kekasih—kini menjadi suaminya. Pria berkebangsaan Polandia itu hakulyakin tawaran pekerjaan tersebut bukan penipuan. Dia lalu mengajak Sawitri berlibur ke Eropa. Di sana, pikirannya tercerahkan.
Sawitri kembali mencoba peruntungannya di dunia model saat menetap dengan suaminya di Warsawa, Polandia, pada 2019. Foto-foto yang dia unggah di media sosial menarik perhatian Modelwerk, agensi dari Jerman. "Dari situ, saya mendapat banyak tawaran dari Paris, Milan, sampai Portugal," ujarnya. Bahkan order tetap mengalir pada masa pandemi Covid-19.
Salah satu pengalamannya yang paling berkesan adalah ketika menjadi model utama Guerlain, perusahaan kosmetik asal Paris. Mereka baru merilis warna foundation baru yang cocok dengan warna kulit Sawitri.
Ada pula pengalaman menjadi model untuk katalog jenama Zalando, perusahaan e-commerce multinasional dari Jerman. Selain itu, Sawitri pernah menjadi model utama kampanye brand Marimekko, rumah desain asal Finlandia. "Wajah aku terpajang sampai di 15 negara," katanya, lalu tersenyum.
Pengalaman itu pula yang membuat Sawitri diminta menjadi model utama dalam Lisbon Fashion Week dan Portugal Fashion Week. Semua tanpa seleksi. "Sampai sekarang, bagusnya aku enggak pernah casting untuk Lisbon dan Portugal Fashion Week," ucapnya.
Walau menetap di Eropa, Sawitri selalu menyempatkan diri pulang kampung untuk menemui keluarganya di Bali. Dalam kesempatan itu, ia pernah menghadiri reuni sekolahnya. Saat itu banyak temannya yang tidak menyangka dia sukses di dunia model dan fashion show.
Namun ada saja lidah julid yang menudingnya menjalani operasi wajah dan suntik pigmen untuk memutihkan warna kulitnya. Sawitri, yang sudah lama kenyang hujatan, tidak ambil pusing.
Sebagai pesohor media sosial, lewat akun Instagram @iamsawiitri, Sawitri sering mengangkat isu bullying. Dia mengajak banyak orang melawan perundungan. Ia kerap menceritakan pengalaman buruk dan perjuangannya untuk bertahan.
Model yang bercita-cita menjadi aktor ini mengisahkan bagaimana rasa percaya diri menjadi kunci untuk bangkit. Bagaimana jika para perundungnya tersindir? "Itu menjadi masalah mereka bila merasa tersindir, sedih, takut, atau marah saat melihat foto-foto aku. Secara tidak langsung, aku sudah balas dendam," kata Sawitri. ●
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo