Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hand sanitizer ter,asuk barang yang selalu dibawa saat bepergian selama pandemi COVID-19. Namun, pembersih tangan ini telah menyebabkan masalah lebih dari sekadar tangan kering dan bau yang menyengat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Semakin banyak anak-anak yang datang ke rumah sakit dengan kasus tersemprot hand sanitizer di mata. Di beberapa kasus hal ini bahkan berisiko kebutaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal JAMA Ophthalmology, para peneliti yang bekerja dengan data dari Pusat Kontrol Racun Prancis (PCC) menemukan peningkatan tujuh kali lipat di negara itu dalam laporan anak-anak dengan kasus terpapar hand sanitizer di mata.
Pada 2019, hand sanitizer hanya menyumbang 1,3 persen dari semua insiden paparan bahan kimia pada mata di database pediatrik. Pada akhir 2020, angka tersebut naik menjadi 9,9 persen.
Hanya satu balita di Prancis yang membutuhkan rawat inap untuk membersihkan mata pada 2019. Pada 2020, 16 anak dirawat di rumah sakit karena paparan bahan kimia tersebut. Studi kedua di jurnal yang sama menggambarkan dua kasus di India dari anak-anak kecil yang terkena hand sanitizer di mata dengan konsekuensi yang serius, meskipun keduanya sembuh total setelah perawatan.
Cairan pembersih tangan sangat berbahaya bagi mata karena mengandung alkohol dalam konsentrasi tinggi, biasanya dalam bentuk etanol, yang dapat membunuh sel-sel tertentu di kornea, tulis para peneliti. Anak-anak kecil sangat rentan terhadap cedera semacam ini karena saat berdiri ketinggian mereka tepat di posisi penyemprot pada mata.
Beberapa mungkin juga tanpa disadari menggosokkan hand sanitizer ke mata setelah mengoleskannya ke tangan. Risiko terbesar mungkin berasal dari penyemprot di tempat umum, yang cenderung tegak di sekitar ketinggian mata anak kecil, para peneliti menemukan.
Meskipun hanya 16,4 persen anak-anak yang terkena hand sanitizer di mata di Prancis pada Mei 2020, bersentuhan dengan barang-barang tersebut di tempat umum pada Agustus 2020 jumlahnya meningkat menjadi 52,4 persen.
"Anak-anak secara alami ingin tahu dan meniru," tulis dokter mata Universitas New York, Kathryn Colby, dalam editorial yang menyertai dua makalah JAMA Ophthalmology, dilansir dari Livescience.
"Dengan meluasnya penggunaan pembersih tangan di tempat-tempat umum, tidak terduga anak-anak kecil tertarik ke penyemprot ini, banyak di antaranya tampaknya secara tidak sengaja pas dengan kontak antara cairan pembersih tangan dan mata anak," tulisnya.
Ketika kontak itu terjadi, konsekuensinya bisa jadi tidak menyenangkan. Dalam dua laporan kasus di India, anak-anak muncul di rumah sakit dengan rasa sakit yang parah. Seorang bocah perempuan 4 tahun yang terpapar hand sanitizer di mata kanan di sebuah toko sehari sebelum ke rumah sakit merasa sangat panas di mata dan kelopak mata bengkak karena cairan.
Ada juga kerusakan pada jaringan bagian dalam kelopak mata dan kornea. Namun, matanya sembuh setelah dicuci dengan larutan garam di ruang operasi dan mendapatkan obat tetes mata setiap beberapa jam selama berhari-hari.
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun yang datang ke rumah sakit hanya 1 jam setelah terpapar mengalami kerusakan serupa pada lapisan dalam kelopak mata kanan dan beberapa sel di kornea matanya mulai mati. Namun, ia juga sembuh setelah pencucian garam dan obat tetes mata berhari-hari setiap beberapa jam.
Tidak semua anak seberuntung itu. Menurut data di Prancis, dua anak membutuhkan transplantasi jaringan kornea yang diambil dari plasenta agar mata mereka sembuh benar. Untuk menghindari masalah ini, para peneliti menulis mungkin yang terbaik adalah tetap mencuci tangan dengan sabun dan air, yang lebih efektif daripada pembersih.
Orang tua harus berhati-hati dalam melatih anak-anak cara menggunakan semprotan dengan benar. Mereka juga menyarankan toko harus memperkenalkan tempat sanitasi untuk anak-anak dengan tinggi di bawah ketinggian mata anak pada umumnya.
Jika anak atau orang dewasa terkena hand sanitizer di mata, Optometrists Network merekomendasikan segera mengambil beberapa langkah.
"Jangan menggosok mata. Ini harus dihindari dengan segala cara karena dapat memperburuk masalah," ujarnya.
Cuci mata yang terkena selama sepuluh menit dengan air hangat. Jika memungkinkan, minta mereka menahan kepala di bawah keran sehingga air dapat mengalir ke mata dan keluar serta membuang pembersih.
Jika rasa terbakar dan perih berlanjut, atau jika penglihatan berubah atau mengalami kehilangan penglihatan, hubungi dokter mata sesegera mungkin dan tangani situasinya sebagai keadaan darurat. Jika tidak memiliki akses ke dokter mata, pergilah ke instalasi gawat darurat.