Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Jempol Kaki Bengkak Bisa Jadi Hiperurisemia, Semacam Asam Urat?

Hiperuisemia gangguan penumpukan asam urat di jaringan dan darah, akibatnya terjadi nyeri sendi, terutama di jempol kaki. Apakah hiperurisemia itu?

5 Maret 2022 | 08.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi asam urat. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hiperurisemia merupakan kondisi tingginya kadar asam urat dalam darah. Keadaan ini dapat mengakibatkan radang sendi, potensi sakit jantung, diabetes, dan penyakit ginjal.

Bagaimana Gejala Hiperurisemia?

Mengutip Web MD pada alamat webmd.com, kebanyakan orang dengan hiperurisemia tidak memiliki gejala. Menurut penelitian, sekitar 21 persen populasi umum dan 25 persen orang di rumah sakit memiliki hiperurisemia asimtomatik, yang berarti tidak memiliki gejala.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sedangkan dari populasi paling umum Amerika Serikat, sekitar 3,9 persen komplikasi hiperurisemia dialami mereka yang menderita asam urat. Ini merupakan gangguan penumpukan asam urat di jaringan dan darah, akibatnya terjadi nyeri sendi, terutama di jempol kaki. Sedang deteksi lain dari hiperurisemia yakni terjadinya pembentukan batu ginjal yang menyebabkan rasa sakit tajam di perut atau samping perut, rasa mual, dan muntah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena sulitnya mendeteksi hiperurisemia secara mandiri, seseorang disarankan segera memeriksakan diri ke dokter apabila terdeteksi menderita asam urat maupun batu ginjal untuk mendiagnosa apakah terjadi hiperurisemia atau tidak. Biasanya, tenaga profesional akan melakukan tiga pengujian, di antaranya pemeriksaan fisik, studi laboratorium, dan ultrasound.

1. Pemeriksaan fisik

Deteksi awal dapat dilakukan dengan memeriksa tubuh, apakah menderita asam urat atau tidak. Biasanya, penderita asam urat mengalami bengkak dan nyeri sendi di beberapa area tubuh saat disentuh, seperti jempol kaki. Selanjutnya, akan dilakukan pemeriksaan batu ginjal, kondisi ini umumnya mengakibatkan beberapa area bawah punggung terasa sakit atau nyeri ketika disentuh.

2. Studi laboratorium

Pemeriksaan ini biasanya akan mendeteksi kadar asam urat dalam tubuh pasien. Ini dilakukan dengan menghitung darah lengkap (CBC), profil liped, panel metabolisme komperhensif (CMP), kadar kalsium dan fosfat untuk mendapatkan pemahaman tentang kemungkinan terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam tubuh. Selain itu, dokter mungkin akan menyarankan pasien melakukan USG ginjal.

Berdasar saran medis di akun healthline.com, guna menurunkan risiko hiperurisemia, seseorang sebaiknya melakukan diet asam urat sejak dini. Yaitu menghindari beberapa makanan yang dapat memicu naiknya kadar asam urat dalam darah, termasuk menghindari konsumsi daging merah secara berlebihan, makanan dan minuman manis (terutama tinggi fluktosa), daging organ atau jeroan, beberapa makanan laut (sarden, kerang, remis), bayam, kacang polong, kacang lentil, havermut, bir atau minuman beralkohol, dan suplemen ragi.

DELFI ANA HARAHAP

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus