Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Jenis Buku yang Rentan Dibajak Menurut Dewi Lestari

Dewi Lestari mengatakan buku fiksi paling banyak dibajak karena diminati dan sifat ceritanya yang ringan dan menghibur.

25 Oktober 2023 | 20.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penulis dan penyanyi Dewi Lestari mengatakan buku berjenis fiksi mudah terkena pembajakan dari pihak yang tidak bertanggung jawab karena diminati banyak orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Buku, tidak hanya sastra, semua jenis buku bisa dibajak. Namun, genre buku fiksi paling banyak dibajak," ucap Dee, sapaan akrabnya, dalam peluncuran Festival Pustaka Sastra Tokopedia di Jakarta, Rabu, 25 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dee mengatakan buku fiksi paling banyak dibajak karena diminati dan sifat ceritanya yang ringan dan menghibur. Pembajakan buku jenis itu juga banyak dalam bentuk digital yang lebih sulit dibedakan dengan asli. 

Dia pun menyadari perkembangan teknologi digital yang membuat semakin sulit mengawasi para pembajak yang kian lihai dalam meniru buku dan menjualnya secara daring di marketplace. Upaya penghentian pembajakan menurutnya tidak bisa hanya dari penulis tapi harus dengan kerja sama berbagai pihak untuk memelihara ekosistem perbukuan.

"Kalau menurut saya, menghentikan pembajakan tidak bisa satu pihak, tidak bisa penerbit atau penulis, jadi harus semua ekosistem yang bergerak karena tidak akan selesai-selesai. Memang harus jadi sistem yang diperjuangkan," ucap Dewi Lestari.

Cara kenali buku bajakan
Mantan anggota grup vokal Rida Sita Dewi (RSD) itu pun mengapresiasi berbagai pihak, terutama toko daring yang menyediakan layanan pengaduan untuk mengatasi pembajakan buku. Dia menyebut inovasi layanan pengaduan tersebut jadi elemen penting yang juga dapat membantu marketplace mendeteksi buku-buku bajakan.

"Jadi, adanya pihak yang mau mengadukan, baik penulis, penerbit, pembaca, akan sangat membantu marketplace dan itu tanggung jawab saya juga sebagai kreator dan pelaku ekosistem perbukuan," tuturnya.

Dia juga kerap membagikan edukasi kepada pembaca bukunya tentang buku bajakan dalam setiap kesempatan, seperti saat gelar wicara, penandatanganan buku karyanya, maupun melalui sosial media. Dee pun memberikan beberapa cara untuk mendeteksi buku yang dijual digital adalah bajakan dengan melihat dari mana buku tersebut dirilis dan memperhatikan harga yang dirasa terlalu murah. 

Buku digital hanya dikeluarkan oleh penyedia layanan buku digital, misalnya Google Play Store dan Amazon. Sementara untuk mendeteksi buku palsu di marketplace, pada umumnya buku bajakan dijual dengan harga yang jauh lebih murah dibanding buku asli.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus