Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Event berjuluk Lebarannya Pecinta Kopi di Yogyakarta atau Jogja Coffee Week bakal kembali dihelat pada 6-8 September di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gelaran yang tahun ini memasuki usia ke 4 itu akan menyuguhkan sederet hal baru yang menarik bagi pengunjung dan wisatawan yang datang selama perhelatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Event kali ini dipastikan akan diikuti 110 eksibitor dari ekosistem kopi di Tanah Air," kata Ketua Panitia Penyelenggara Jogja Coffee Week, Rahadi Saptata Abra, Jumat 3 Agustus 2024.
Dalam ajang yang mempertemukan para petani, pengusaha kedai kopi, barista dan ekosistem kopi lainnya itu pengunjung tak sekedar diajak mencicipi ragam citarasa kopi nusantara yang khas. Sebab selama tiga hari acara yang setiap harinya mulai buka pukul 10.00 hingga 21.00 WIB itu, akan ada banyak atraksi menarik.
Salah satu yang baru dalam ajang tahun ini yang menargetkan didatangi 30 ribu pengunjung dan putaran uang Rp 10 miliar itu adalah kompetisi yang digelar bagi para peserta bertajuk Mataram Coffee League alias Liga Kopi Mataram.
Tak sekedar ketrampilan dalam kategori roasting, brewing, latte art dan cup taster. Namun standar kompetisi yang diterapkan sudah mengarah ke standar internasional meski masih dengan beberapa penyesuaian dengan juri tersertifikasi.
"Kompetisi ini diharapkan menjadi edukasi dalam meningkatkan kualitas penyajian kopi," kata dia.
Perhelatan Jogja Coffee Week 2023. Dok.istimewa
Selain itu yang baru, dalam ajang ini bakal hadir 15 petani kopi dari berbagai daerah Tanah Air yang selama ini sukses dalam bisnis ekspor kopi lokalnya ke luar negeri. Mereka akan berbagai ilmu pada pengunjung kiat kiat menembus pasar mancanegara.
Bakal ada pula pameran berbagai sektor industri kopi mulai hulu hingga ke hilir yang saling terintegrasi, antara lain roastery, petani kopi, produsen, eksportir, instansi pemerintah, lembaga keuangan, wisata kopi, kedai kopi, brand dan franchise, susu, mesin kopi, peralatan, asesoris dan pengemasan.
"Khusus di area Pasar Kopi, pengunjung bisa melihat dan menikmati keanekaragaman kopi lokal berkualitas tinggi dari Sabang hingga Merauke," kata dia.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DIY Robby Kusumaharta mengatakan Yogyakarta tak bisa dilepaskan dari besarnya potensi bisnis kedai kopi yang belakangan kian menjamur dari perkotaan hingga pelosok desa.
"Kami perlu mendorong peta kemenangan kopi Indonesia, sebab Indonesia penghasil ketiga setelah Brazil dan Vietnam," kata dia.
Menurutnya, event seperti Jogja Coffee Week menjadi sangat strategis untuk menunjang ekosistem kopi di Yogyakarta itu. "Jogja Coffee Week bukan sekedar tempat menikmati kopi, tetapi lebih mengajak memahami proses dan kerja keras di balik setiap cangkir kopi," kata dia.
Pilihan editor: Perbedaan Dua Jenis Kopi Populer: Kopi Robusta dan Kopi Arabika