Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Jual Turban Seharga Rp 11 Juta, Gucci Diprotes Penganut Sikh

Indy full turban yang dikeluarkan rumah mode Gucci dianggap tidak menghargai perjuangan kaum Sikh.

20 Mei 2019 | 20.02 WIB

Turban Gucci (Youtube)
Perbesar
Turban Gucci (Youtube)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gucci kembali menuai kritikan setelah memamerkan turban seharga USD 790 atau sekitar R 11 juta di Milan Fashion Week untuk musim dingin.  Turban berwarna biru itu menyerupai penutup kepala khas penganut Sikh. 

Baca juga: Hadiri Acara Gucci, Slingbag Kai EXO Ini Jadi Perhatian

Indy full turban itu dijual di situs department store mewah Nordstrom. Situs itu menggambarkan turban ini sebagai turban cantik yang siap menutupi kepala sambil menjaga Anda dalam kenyamanan. Nordstrom kemudian menarik turban itu dari situsnya dan meminta maaf.

Turban Gucci

Tapi kritikan atas penjualan turban itu telah mengalir deras di media sosial.  “Ketika perusahaan-perusahaan seperti Gucci menggunakan artikel-artikel iman, seperti turban yang mereka coba manfaatkan, mereka tidak mempertimbangkan diskriminasi yang dihadapi orang-orang Sikh sambil tetap berpegang pada prinsip-prinsip keyakinan mereka," tulis Koalisi Sikh dalam posting Facebook di Facebook, Kamis, 16 Mei 2019.

Pengguna lain mengungkapkan, turban Sikh bukan aksesori baru untuk model berkulit putih, tetapi benda yang menunjukkan keimanan menjalankan Sikh. “Model Anda menggunakan turban sebagai topi, sedangkan Sikh berlatih mengikat rapi lembar demi lembar. Menggunakan turban Sikh palsu lebih buruk daripada menjual produk Gucci palsu,” ujar pengguna lain.

Hal yang membuat penganut Sikh marah adalah turban Gucci dipasarkan sebagai aksesori fashion yang bisa dilepas dan dikenakan sesuka hati. Padahal bagi orang Sikh, turban bukan sekadar dipasang di kepala sebelum keluar rumah di pagi hari.

Turban adalah simbol iman dan tradisi keagamaan yang dianggap suci oleh Sikh. Mengikat turban adalah proses yang melelahkan dan bijaksana yang memakan waktu lama. Dari kain dan membungkusnya dengan rapi, lipat demi lipat di atas rambutnya yang belum dipotong - simbol lain dari kepercayaan Sikh.

Turban juga punya sejarah panjang. Penutup kepala ini ada sejak ribuan tahun yang lalu dan telah dipakai oleh banyak budaya di berbagai agama, dari Mesopotamia ke London Barat sejak 4.000 tahun lalu. Secara historis turban dikenakan oleh kaum elit bangsawan dan pejabat tinggi. Di bawah kaisar Mughal Aurangzeb, yang berkuasa pada 1658, hanya kelas penguasa Islam yang diizinkan memakainya.

Para pemimpin Sikh, juga dikenal sebagai Guru, menolak hierarki sosial dan mengadopsi sorban sebagai tindakan perlawanan. Atas perintah Guru Gobind Singh, pengikut Sikh mulai mengenakan sorban di atas rambut mereka yang tidak dipotong untuk menegaskan kesetaraan dan kebebasan semua orang.

Sikhisme adalah agama monoteistik (kepercayaan dalam satu Tuhan) yang berasal di wilayah Punjab di bagian utara India. Bagi kaum Sikh, dastaar atau turban adalah artikel keimanan yang mewakili kehormatan, harga diri, keberanian, dan spiritualitas.

Baca juga: Mirip Punya Ojek Online, Jaket Gucci Ini Harganya Rp 21 Juta

Februari lalu, rumah mode asal Italia itu juga sempat menuai kritikan karena mengeluarkan sweater turtleneck “wajah hitam” yang dianggap rasis.

PEOPLE | CNN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus