Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hipnotis sering digunakan untuk metode hipnoterapi untuk mengatasi kecemasan, depresi, rasa sakit, sebagaimana dikutip dari WebMD. Hipnoterapi juga bermanfaat untuk menyetop perilaku yang sulit terkontrol, seperti merokok dan nafsu makan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tapi, hipnotis sebagai bagian dari hipnoterapi sering dipahami lain arti. Ada anggapan yang tak terbukti secara ilmiah, namun masih dipercayai oleh masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Healthline, berikut beberapa kabar angin terkait hipnotis yang tak terbukti dalam kajian ilmiah:
- Setiap bisa terpengaruh hipnotis
Laporan ilmiah dari Stanford University berjudul Study Identifies Brain Areas Altered during Hypnotic Trances menjelaskan, hanya sekitar 10 persen populasi orang di dunia yang bisa terkena pengaruh hipnotis. Memang ada orang yang bisa kena pengaruh hipnotis, tapi bisa juga melakukan penolakan.
- Orang yang terpengaruh hipnotis tidak bisa mengontrol tubuhnya
Faktanya, tubuh seserorang yang terpengaruh hipnotis masih bisa mengontrol tubuhnya. Sebab, ketika proses hipnotis seseorang bisa menolak sugesti. Itu karena ketika dihipnotis, seseorang tetap mengerti sugesti yang diberikan. Jika tidak ingin melakukan hal yang diminta, maka tetap bisa menolak.
- Hipnotis sama dengan tidur
Seseorang yang terpengaruh hipnotis memang seperti dalam keadaan tidur. Tapi sebenarnya masih sadar. Seseorang yang dihipnotis hanya masuk ke dalam alam pikir, sehingga membuat ototnya menjadi lemas dan pernapasannya lambat seperti orang yang tidur.
- Seseorang yang terpengaruh hipnotis tidak bisa berbohong
Saat sedang proses hipnotis sesorang bisa saja kalau mau berbohong. Walaupun memang hipnotis membuat seseorang lebih terbuka karena diberikan sugesti. Tapi tetap saja memiliki kebebasan dan penilaian terhadap hal yang dilakukan, termasuk berbohong.
- Terpengaruh hipnotis melalui internet
Banyak aplikasi di gawai (smartphone) yang menawarkan seseorang melakukan hipnotis secara mandiri atau self-hypnosis. Tapi cara itu tidak efektif.
Laporan riset berjudul Hypnosis: There’s an App for that A Systematic Review of Hypnosis Apps yang dipublikasikan di situs web The National Center for Biotechnology Information menemukan fakta, bahwa aplikasi hipnotis tidak dibuat oleh organisasi atau terapis yang ahli. Itu sebabnya, banyak dokter menyarankan agar tidak melakukan self-hypnosis.
- Hipnotis membantu memulihkan ingatan
Kabar angin, efek hipnotis ini masih diperdebatkan. Ingatan seseorang dimungkinkan ketika terpengaruh hipnotis. Tapi, ingatan itu cenderung tidak tulen, karena banyak terapis yang tidak yakin ketika melakukan hipnotis dengan tujuan memulihkan ingatan.
NAUFAL RIDHWAN ALY