Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada dua jenis kolesterol. Yang pertama adalah low-density lipoprotein (LDL) atau dikenal sebagai kolesterol jahat dan selalu dikaitkan dengan dampak buruk kesehatan ketika kadarnya sudah terlalu tinggi. Yang kedua adalah high-density lipoprotein (HDL) atau dikenal dengan kolesterol baik dan bisa membantu menurunkan risiko penyakit tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Liver memproduksi kolesterol yang dialirkan lewat darah bersama zat lemak yang disebut lipoprotein. Kolesterol tambahan biasanya didapat dari makanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kadar kolesterol darah diukur dalam mg/dL. Kadar kolesterol total 150 mg/dL adalah batas yang sehat dan kalau sudah di atas 200 mg/dL disebut tinggi," jelas Dr. Robert Pilchik, kardiolog di Manhattan Cardiology dan kontributor untuk LabFinder.com, kepada Fox News Digital.
"Ketika kadar kolesterol total dan trigliserida naik, plak mulai terbentuk dalam pembuluh darah dan arteri," tambahnya. "Naiknya tekanan darah memberi tekanan pada sistem kardiovaskular dan meningkatkan risiko penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke."
Ilustrasi cek kolesterol. Shutterstock
Kadar kolesterol darah bisa diukur dengan tes darah sederhana. "Orang dewasa disarankan melakukannya pada pemeriksaan kesehatan tahunan," saran Pilchik.
Ia juga menyarankan melakukan hal-hal berikut untuk menjaga kadar kolesterol yang sehat:
-Mengubah pola makan yang lebih sehat.
-Memperbanyak aktivitas fisik.
-Menjaga berat badan yang sehat.
-Hindari merokok.
-Kurangi minum alkohol.
-Minum obat jika perlu.
Pilihan Editor: 6 Makanan Sumber Antioksidan, Termasuk Blueberry dan Kemiri