Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Kanker Paru Masih Dianggap Menular, Ini Kata Dokter

Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa kanker adalah penyakit menular. Bagaimana dengan kanker paru, apakah juga menular? Ini kata dokter.

2 Desember 2019 | 08.00 WIB

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa kanker adalah penyakit menular. Mereka enggan menyentuh tangan penderita kanker. Nyatanya, stigma tersebut tidak benar. Staf medik fungsional patologi anatomi RS Kanker Dharmais Evlina Suzanna Sinuraya mengatakan bahwa penyakit kanker tak menular. Meskipun seseorang bersentuhan dengan penderita kanker paru, penyakit tersebut tak akan menjangkiti orang terdekat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sel kanker berasal dari satu sel yang berubah dan mengalami mutasi genetik. Sel tersebut lebih cepat membelah diri dibandingkan sel tubuh lainnya. Sel kanker susah mati dan tak bisa dibunuh oleh imun tubuh. Dibutuhkan waktu lama untuk melihat sel kanker. Bila sel kanker agresif membelah diri dan hanya berada pada satu tempat saja, bisa dilihat dari benjolan yang muncul dari permukaan kulit dan tindakan bisa langsung dilakukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Akan tetapi ada juga sel kanker agresif dan masuk ke pembuluh darah lain. Sel kanker yang agresif ini bisa menyebar, seperti dari kanker payudara, kanker paru bisa menyebar ke otak dan tulang. “Stigma penyakit kanker menular harus dihilangkan, karena itu bukan penyakit menular. Apalagi ada stigma di masyarakat kalau penderita kanker adalah keluarga yang pernah berbuat jahat. Itu salah besar,” katanya kepada Bisnis, Jumat 29 November 2019.

Evelina mengungkapkan bahwa penyakit kanker berasal dari gen, gaya hidup dan pola konsumsi makanan yang salah atau junk food. Mutasi sel kanker bisa dihindari, dengan cara menjaga gaya hidup dan pola makan. Salah satunya, dengan tidak mengonsumsi rokok konvensional maupun rokok elektrik.

Kenapa dianjurkan tak merokok? Menurut Evelina paru-paru lebih lembut daripada kornea. Bila ada debu atau asap yang mengganggu mata, selaput mata akan berkedip dan juga memberikan air mata untuk mengeluarkan benda asing serta melindungi mata. Namun, hal tersebut tak terjadi pada paru-paru.

Benda yang masuk ke dalam paru-paru hanya disaring melalui hidung. Bila ada asap masuk, paru-paru akan bekerja lebih keras untuk menyaring udara, khususnya bagi perokok. Udara dari asap rokok yang dihirup berpotensi memicu mutasi sel yang menjadi penyakit kanker.

Evelina juga menyayangkan bila ada orang-orang yang mengisap rokok dan rokok elektrik dengan mengabaikan kesehatan paru. Begitu juga orang yang berada di sekitar asap rokok menjadi perokok pasif memiliki potensi mutasi sel yang memicu adanya penyakit kanker.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus