Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Kenaikan harga kedelai impor beberapa pekan menimbulkan banyak keluhan dari perajin tahu dan tempe yang kemudian melakukan mogok produksi sehingga menyebabkan kelangkaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kenapa perajin tahu dan tempe menggunakan kedelai impor? Apakah kedelai lokal tidak unggul?
Kedelai Impor versus Kedelai Lokal
Pertama, menurut Ketua Umum Gabungan Asosiaso Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, kedelai lokal sebenarnya juga bisa digunakan untuk produksi tahu dan tempe. Dan kualitasnya tidak kalah dengan kedelai impor.
Baca : Tidak Hanya Tahu dan Tempe, Berikut Makanan Berbahan Utama Kedelai
Ia juga menerangkan bahwa kelebihan kedelai lokal adalah non GMO (Genetically Modified Organisms) sehingga lebih natural. Sedangkan kedelai impor khusunya yang berasal dari Amerika dan Brazil pasti menggunakan GMO sehingga hasil panennya besar dan warna kuningnya lebih bagus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedua, Aip juga mengatakan bahwa kedelai lokal lebih murah daripada kedelai impor. Dan sebenarnya kedelai lokal bisa bersaing di pasaran. Bahkan menurut Prof Evy Damayanthi, Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor, kualitas verietas kedelai lokal tidak kalah saing dengan verietas kedelai impor.
Ketiga, ukuran kedelai lokal bisanya kurang seragam sehingga kadang tidak memenuhi standar olahan. Selain itu, kedelai lokal tidak selalu tersedia di pasaran. Berbeda dengan kedelai impor yang bisa dijangkau oleh konsumen. Bahkan perajin tahu tempe bisa memproduksinya setiap hari.
Keempat, kedelai lokal biasanya sampai ke tangan perajin dalam keadaan kotor, sehingga produsen harus memiliki waktu ekstra untuk membersihkannya. Berbeda dengan kedelai impor yang ketika dibeli bisa langsung digunakan.
“Kedelai lokal itu kotor, di dalam karungnya itu ada tanah, ada ranting, daun, ada lain-lain sebagainya. Kalau kedelai impor, tinggal pakai lah,” terang Aip. Inilah yang membuat banyak perajin ataupun produsen lebih memiliki kedelai impor dibandingkan kedelai lokal.
Kelima, dari segi kualitas olahan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jhon David Haloho dan Tietyk Kartynaty dalam Jurnal Tabaro yang berjudul Perbandingan Bahan Baku Kedelai Lokal dengan Kedelai Import Terhadap Mutu Tahu tahun 2020, ditemukan bahwa kualitas tahu yang berasal dari kedelai lokal lebih tinggi dibandingkan kedelai impor, dimana kadar air pada tahu kedelai impor lebih tinggi dibandingkan kedelai lokal.
Itulah perbandingan antara kedelai lokal dan kedelai impor berikut suara gabungan perajin tahu dan tempo.
FANI RAMADHANI
Baca juga : Pengecer Kedelai Curhat ke Mendag Tak Dapat Subsidi Padahal Sama-sama Cari Makan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.