Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cuaca panas ekstrem melanda Asia, khususnya Asia Tenggara. Beberapa negara seperti Thailand dan Filipina menyentuh suhu tertinggi 44,2 derajat celsius. Filipina telah menutup sekolah-sekolah mereka sebagai bentuk antisipasi gelombang panas yang melanda Asia Tenggara. Suhu panas ekstrem tersebut berpotensi menyebabkan heat stroke.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Heat stroke merupakan penyakit yang terkait dengan suhu panas. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak mampu lagi mengontrol suhu diri sebab terjadi kenaikan suhu tubuh secara cepat. Heat stroke dapat disebut pula dengan serangan panas, dimana suhu tubuh naik drastis dalam waktu 10 hingga 15 menit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tipe Heat Stroke
1. Non-exertional
Dikutip dari Medical News Today, tipe ini erjadi pada orang yang tidak dapat beradaptasi dengan baik terhadap suhu yang semakin panas. Orang dewasa yang lebih tua, orang dengan penyakit kronis, dan bayi sering terpengaruh.
Biasanya, seseorang mengalami jenis heatstroke ini saat berada di dalam ruangan tanpa AC, dan mereka mungkin tidak melakukan aktivitas fisik. Diperlukan beberapa hari suhu tinggi untuk heatstroke non-eksersional terjadi, dan ini umum terjadi selama gelombang panas ekstrem. Penyebab utamanya adalah gagalnya mekanisme pendinginan tubuh.
Gejala tipe ini meliputi suhu tubuh lebih dari 40 derajat celcius, kulit kering dan panas, sedikit atau tidak ada keringat, kebingungan, pusing, atau kehilangan kesadaran, kejang, denyut nadi cepat dan lemah, pernapasan cepat dan dangkal, nyeri otot, mual atau muntah.
2. Exertional
Heat stroke exertional terjadi pada individu yang tubuhnya tidak lagi dapat beradaptasi dengan kenaikan suhu saat berolahraga atau bekerja. Kondisi ini dapat berkembang dalam beberapa jam, dan biasanya memengaruhi orang yang menghabiskan waktu di luar ruangan. Terjadi pada orang yang melakukan aktivitas fisik berat dalam cuaca panas, seperti atlet, pekerja fisik, atau orang yang berolahraga secara intens.
Tipe ini juga bisa terjadi pada kondisi saat menghabiskan waktu di dalam mobil yang tertutup meningkatkan risiko heat stroke pada anak-anak kecil dan hewan peliharaan. CDC memperkirakan bahwa ketika suhu di luar ruangan adalah 30 derajat celcius, suhu di dalam mobil tertutup naik menjadi 42 derajat celcius dalam waktu 20 menit. Semakin panas di luar, semakin cepat suhu naik di dalam kendaraan.
Gejala umum tipe ini adalah suhu tubuh lebih dari 40 derajat celcius, kulit lembap dan berkeringat, kelelahan ekstrem, kram otot, mual dan muntah, pusing, kebingungan, dan kehilangan kesadaran.
Siapapun yang mengalami gejala heat stroke sebaiknya segera mencari bantuan medis darurat. Jika seseorang mencurigai bahwa mereka mengalami heat stroke non-exertional, mereka harus berusaha membalikkan kondisi tersebut dengan pindah ke lingkungan yang lebih dingin, istirahat, minum cukup air, dan mengganti pakaian dengan yang lebih dingin.
Jika gejala semakin parah atau tidak membaik dalam waktu satu jam, segera cari perawatan medis. Dokter kemungkinan akan dapat mendiagnosis penyakit yang terkait dengan panas berdasarkan gejala. Mereka juga dapat melakukan tes untuk memeriksa potensi komplikasi.
ANANDA RIDHO SULISTYA | MICHELLE GABRIELA | PUTRI SAFIRA PITALOKA