Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Suhu Panas Ekstrem Jadi Satu Penyebab Sejumlah Jemaah Haji Yogyakarta Meninggal di Tanah Suci

Puncak suhu terpanas di Tanah Suci saat ini berlangsung mulai pukul 10.00 hingga 14.00 waktu setempat, berisiko heat stroke bagi jemaah haji.

20 Juni 2024 | 07.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Suhu panas ekstrem di Arab Saudi yang saat siang hari mencapai 43 derajat Celcius, dinilai menjadi satu faktor penyebab sejumlah jamaah haji asal Yogyakara meninggal dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kementerian Agama Kantor Wilayah (Kanwil) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat, hingga Rabu, 19 Juni 2024, sedikitnya ada lima jemaah haji asal DIY meninggal dunia saat ibadah itu termasuk salah satunya petugas haji yang mendampingi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Akibat cuaca ekstrem itu banyak jemaah khususnya lansia (lanjut usia) tidak kuat, mereka mengalami dehidrasi ketika proses lempar jumroh aqabah dan merasa lemas,” kata Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Kanwil DIY Aidi Johansyah Rabu, 19 Juni 2024.

Adapun lima jamaah asal DIY yang meninggal seluruhnya lansia dengan usia di atas 60 tahun. Mereka terdiri dari dua orang jamaah asal dari Kabupaten Bantul, dua jamaah dari Kota Yogyakarta dan satu jamaah dari Kabupaten Kulon Progo.

Heat Stroke

Aidi menjelaskan, kondisi heat stroke atau situasi penyakit serius akibat suhu panas ini memang menjadi satu tantangan terberat bagi jemaah haji tahun ini.

Ia mengungkap, puncak suhu terpanas di Tanah Suci saat ini berlangsung mulai pukul 10.00 hingga 14.00 waktu setempat.

"Kondisi cuaca ini bagi jamaah yang sudah lansia sangat berat karena memang sangat panas, di tenda pun penuh,” kata dia. 

Imbauan Pemerintah Arab Saudi

Bahkan, kata Aidi, akibat cuaca panas ekstrem itu, pemerintah Arab Saudi telah memberikan imbauan keras serta mengunci pagar agar tak ada jemaah haji melakukan lempar jumroh saat suhu panas mencapai puncak di jam 10.00-14.00 itu.

"Ancamannya bagi jamaah yang melanggar (aturan lempar jumroh saat cuaca sangat panas) itu deportasi, memang sangat keras imbauannya," ujar dia. 

Aidi menuturkan, saat ini ketua kloter sedang bertugas menggerakan jemaah yang berasal dari Yogyakarta untuk meninggalkan Mina. 

"Saat ini jamaah asal Yogyakarta sudah meninggalkan tenda Mina dan menuju hotel masing-masing," kata dia.

Dimakamkan di Tanah Suci

Adapun bagi jamaah yang meninggal dunia, ujar Aidi, akan langsung dimakamkan di Tanah Suci setelah dilaporkan ketua kloter kepada Maktab. Jenazah jamaah itu tidak dibawa ke Indonesia. 

“Aturan di Arab Saudi seperti itu (jika ada jamaah haji meninggal akan dimakamkan di Arab),” kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus