Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Musim kemarau sering kali membawa dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama bagi paru-paru dan mata. Debu yang beterbangan di udara selama musim kemarau bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Debu berasal dari tanah kering, serta cuaca yang panas dan terik. Meskipun terlihat sepele, partikel kecil ini bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Tak hanya alergi, debu juga bisa berdampak dalam jangka waktu yang panjang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas, apa saja dampak buruk debu musim panas bagi paru-paru dan mata?
Dampak buruk debu bagi paru-paru
Dikutip dari Oizom, debu yang beterbangan di udara dapat menimbulkan berbagai masalah pada sistem pernapasan. Partikel debu yang terhirup dapat menyebabkan iritasi sementara hingga kondisi serius seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis atau PPOK dan kanker paru-paru.
Biasanya, iritasi yang berasal dari debu dimulai dengan batuk dan bersin. Tubuh kita merespons debu dengan batuk dan bersin untuk mengeluarkan partikel debu dari saluran udara. Jika keadaan tidak membaik maka akan terjadi mengi. Mengi terjadi karena aliran udara yang terhambat oleh peradangan atau lendir di saluran udara, ditandai dengan suara bernada tinggi saat bernapas.
Batuk yang berkepanjangan bisa menyebabkan iritasi tenggorokan. Saat kondisi ini, Anda akan mengalami kesulitan menelan karena tenggorokan telah teriritasi. Akibatnya Debu dapat merusak lapisan pelindung saluran napas, membuatnya lebih rentan terhadap virus dan bakteri.
Jika bakteri dan virus telah tersarang di tubuh, maka debu akan merangsang produksi lender berlebih. Bakteri dan viruspun akan semakin tumbuh dan berkembang di saluran pernapasan.
Jenis dan ukuran partikel debu, serta durasi paparan, mempengaruhi seberapa berbahayanya debu bagi kesehatan manusia. Paparan jangka panjang terhadap debu, menyebabkan penyakit serius seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis atau PPOK.
Dilansir dari lamar resmi WHO, penyakit paru obstruktif kronik adalah penyakit paru-paru umum yang menyebabkan terbatasnya aliran udara dan masalah pernapasan. Kadang-kadang disebut emfisema atau bronkitis kronis.
Pada penderita PPOK, paru-paru bisa rusak atau tersumbat oleh dahak. Gejalanya berupa batuk, terkadang berdahak, kesulitan bernapas, mengi, dan kelelahan.
Selain itu, debu juga dapat memperparah gejala asma. Penderita asma dapat melakukan pembersihan rutin, penggunaan alat pembersih udara, dan meminimalkan paparan debu merupakan langkah kunci untuk mengelola asma.
Terakhir ada penyakit silikosis. Penyakit paru-paru jangka panjang yang disebabkan oleh menghirup debu silika kristalin, menyebabkan peradangan dan fibrosis pada jaringan paru-paru.
Dampak buruk debu bagi mata
Selain berdampak pada sistem pernapasan. ternyata debu juga berbahaya bagi mata. Paparan debu dapat menyebabkan berbagai masalah seperti iritasi mata. Gejala awal yang ditimbulkan menyebabkan mata menjadi kemerahan, gatal, dan berair, serta sensasi ada benda asing di mata.
Selanjutnya debu juga mengakibatkan penyakit Konjungtivitis. Yaitu peradangan pada konjungtiva mata akibat paparan debu, menyebabkan mata merah dan berair.
Debu yang langsung masuk ke dalam kornea mata akan menyebabkan infeksi pada kornea. Hal ini bisa terjadi jika partikel debu menyebabkan luka kecil pada permukaan mata.
Untuk melindungi diri dari bahaya debu, alangkah baiknya agar menggunakan masker dan kacamata di luar ruangan.
Dengan memahami bahaya debu dan mengambil langkah pencegahan yang tepat, kita bisa meminimalkan dampak buruk debu musim kemarau terhadap kesehatan paru-paru dan mata. Tetap waspada dan selalu jaga kesehatan untuk tetap produktif di tengah musim kemarau.
KARUNIA PUTRI | OIZOM | WORLD HEALTH ORGANIZATION
Pilihan editor: Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa