Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

27 April 2024 | 21.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar ilmu kesehatan anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dina Muktiarti, meminta untuk mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berupa Severe, Persistent, Unusual, dan Recurrent (SPUR).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Severe itu infeksinya, jadi anaknya mungkin tadinya baik-baik begitu sakit, sakitnya langsung berat, harus masuk rumah sakit, dirawat, masuk ICU," katanya dalam diskusi tentang imunodefisiensi anak, Jumat, 26 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selanjutnya persistent, maksudnya sakit yang tidak kunjung sembuh meski telah diobati dengan obat yang benar sesuai anjuran dokter. Kemudian unusual atau tidak biasa. Ia menyebut hal yang tidak biasa terletak pada bakteri atau virus yang tidak biasanya ditemukan, yang kemudian menyerang anak sehingga menyebabkannya sakit.

"R-nya recurrent atau berulang-ulang. Misalnya otitis media atau radang di telinga, keluar cairan, sudah diobati berulang tapi masih ada. Atau radang paru berulang-ulang, bisa 3-4 kali setahun masuk rumah sakit," lanjutnya.

Gangguan sistem imun tubuh 
Dina menekankan gejala tersebut harus diwaspadai  orang tua. Menurutnya, imunodefisiensi merupakan gangguan sistem imun tubuh yang bisa terjadi pada siapa pun karena dapat diturunkan secara genetik saat dilahirkan (primer), maupun dipengaruhi oleh infeksi selama proses bertumbuh kembang (sekunder). Ia mengimbau orang tua untuk segera memeriksakan kondisi anak ke dokter jika menemukan hal tersebut.

"Karena semakin dini mendapatkan diagnosisnya maka semakin cepat kita bisa menanganinya," ujar Dina.

Dina juga mengimbau kepada para orang tua untuk melengkapi dosis imunisasi rutin lengkap pada anak karena dapat mencegah anak dari infeksi yang dapat menyebabkan imunodefisiensi sekunder. Terkait imunisasi, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah berkomitmen dalam intensifikasi program imunisasi rutin lengkap serta skrining kesehatan dasar untuk mencegah masyarakat jatuh sakit atau menjaga masyarakat tetap sehat melalui program promotif dan preventif. Hal tersebut dibahas dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2024 dengan penyusunan Rencana Induk Bidang Kesehatan (RIBK) sebagai haluan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam merencanakan, menganggarkan, dan mengimplementasikan, program kesehatan di daerah.

"Ekspansi pemeriksaan hipotiroid kongenital akan terus diperluas. Untuk ibu hamil diperiksa kehamilannya enam kali dan intensifikasi program imunisasi nasional," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus