Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Virus rabies yang memiliki nama ilmiah Lyssavirus rabies adalah virus yang mengancam nyawa manusia. Rabies dapat berupa infeksi yang menyebar melalui gigitan hewan. Jika tidak melakukan perawatan dini, penyakit ini dapat berakibat fatal pada korban.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rabies adalah virus RNA yang berasal dari keluarga Rhabdovirus. Virus tersebut dapat memasuki sistem saraf perifer secara langsung dan bermigrasi ke otak. Selain itu, virus juga dapat bereplikasi dalam jaringan otot.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Avma.org, rabies adalah virus yang masih menjadi perhatian utama di seluruh dunia. Tiap tahunnya virus rabies dapat membunuh 59.000 jiwa. Kematian tersebut kebanyakan disebabkan oleh anjing yang tidak divaksinasi dan tidak mendapatkan perawatan yang tepat
Jenis-jenis Rabies
Melansir Medical News Today, virus rabies terbagi menjadi dua jenis. Pertama, rabies ganas atau encephalitis yang terjadi pada 80 persen kasus manusia. Kasus pertama dapat menyebabkan penderita menjadi hiperaktif dan hidrofobia. Kedua, rabies paralitik yang menyebabkan kelumpuhan sebagai gejala yang mendominasi tubuh manusia.
Ketika virus telah berhasil menguasai sistem saraf maka akan menyebabkan radang otak akut bagi penderitanya. Setelah radang akut, penderita akan mengalami koma dan kemungkinan kematian yang mungkin terjadi.
Gejala Rabies pada Manusia
Ketika seseorang tergigit atau tercakar oleh hewan yang memiliki virus rabies, masa inkubasi akan berlangsung sekitar 4-12 minggu. Setelah itu, penderita akan mengalami gejala berupa demam, kesemutan, otot yang melemah, mual, dan gelisah. Selain itu, penderita juga mungkin akan mengalami rasa terbakar di tempat gigitan.
Selanjutnya, ketika penderita rabies tidak segera dibawa ke rumah sakit, ia akan menjadi hiperaktif. Lalu gejala-gejala yang mungkin terjadi yaitu ketakutan terhadap air, halusinasi, insomnia, dan air liur berlebihan.
Kenali Tanda-Tanda Rabies pada Hewan Peliharaan dan Pencegahannya
Mengutip Yankes.kemkes.go.id, Rabies merupakan salah satu penyakit zoonosis, penyakit yang menular dari hewan ke manusia. Hewan liar utama yang dapat menyebabkan rabies, yaitu kucing, anjing, kera, dan kelelawar. Tidak hanya hewan liar, tetapi hewan peliharaan, seperti kelinci, kucing, ataupun anjing dapat menularkan virus tersebut melalui cakaran atau gigitan.
Hewan peliharaan yang memiliki virus rabies dapat memunculkan berbagai tanda, seperti air liur berlebihan, lumpuh, kesulitan untuk menelan makanan, ketakutan, dan agresif. Bagi hewan peliharaan, vaksinasi virus rabies dan perawatan yang teratur ke dokter hewan adalah kunci utama agar mencegah virus rabies.
Saat mengetahui bahwa hewan peliharaan memiliki ciri-ciri rabies, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan, yaitu:
- Pergi ke dokter hewan dan melakukan vaksinasi sesuai dengan hewan yang dipelihara.
- Tidak membiarkan hewan peliharaan untuk bebas berkeliaran di luar rumah.
- Amati perilaku hewan peliharaan secara berkala.
- Jangan biarkan hewan peliharaan mendekati hewan liar karena berpotensi memiliki virus rabies.
Pilihan Editor: Mengapa Kasus Rabies pada Anak di Indonesia Tinggi?