Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.

19 April 2024 | 13.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anak, khususnya yang sudah menginjak usia remaja, mengalami banyak hal yang terjadi dalam hidup mereka. Mulai dari perubahan fisik pada tubuh hingga mencoba berbagai hal baru. Anak kerap menghadapi beberapa emosi serta juga berjibaku dengan penilaian dan stereotip sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada masa-masa itu, mereka membutuhkan dukungan dan bimbingan. Orang tua berperan berada di sisi mereka, mendukung usaha mereka, dan memberitahu mereka jika salah. Ketika orang tua abai akan hal ini, mereka dapat mulai berbohong, menyembunyikan informasi yang terkadang dapat membuat mereka mendapatkan masalah serius.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebuah studi berjudul “From Junior to Senior Pinocchio” dari Science Direct mengamati perilaku berbohong pada lebih dari seribu orang mulai dari yang berusia enam hingga 77 tahun. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa puncak ketidakjujuran terjadi pada masa remaja. Jadi, orang lebih sering berbohong saat menginjak usia remaja.

Sebagai orang tua, apa yang benar-benar dapat membuat perbedaan adalah bagaimana cara merespons tindakan mereka, menangani kebohongan mereka, dan apa yang dapat lakukan untuk membangun kepercayaan. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.

1. Hindari terbawa perasaan

Sebagai orang tua, ketika anak berbohong, Anda perlu mengontrol ketersingguan. Anak mungkin berbohong bukan dengan niat menyakiti Anda. Pada berbagai kesempatan, mereka hanya berusaha menghindari konflik yang dianggap tidak perlu. Coba untuk memahami dari perspektif mereka.

2. Jangan meninggikan suara

Dilansir dari Times of India, saat memergoki anak berbohong, jangan kehilangan ketenangan atau merespons dengan agresif. Hindari berteriak, membuat anak merasa rendah diri, atau mengungkapkan kekecewaan. Upayakan dekati anak secara bijak, beri tahu mereka bahwa Anda mengerti apa yang mereka lakukan dan mengapa melakukannya. Beri masukan terkait apa yang mereka dapat lakukan tanpa mengganggu ruang pribadi mereka. Tetapkan batasan yang diperlukan dan jangan menghilangkan otoritas mereka.

3. Fokus pada membangun kepercayaan dan komunikasi

Lingkungan tempat anak tumbuh menentukan pembentukan kepribadian mereka dan apa yang mereka pikirkan. Jika anak dibesarkan dalam lingkungan autoritatif, bukan otoriter, mereka cenderung lebih terbuka dan jujur. Jika orang tua menggunakan metode yang otoriter untuk mendisiplinkan mereka, anak cenderung tidak nyaman dan enggan untuk berterus terang sehingga membuat mereka semakin berjarak dengan Anda.

Bangun suasana yang berlandaskan logika dan ungkapkan keinginan untuk mengarahkan dan membimbing. Ketika anak merasa didukung dan didengarkan, mereka akan lebih berani untuk jujur.

Kejujuran perlu diajarkan sejak dini. Ini bukan sesuatu yang built-in, Berikut adalah beberapa tips membangun sikap jujur pada anak:

- Ajarkan kemampuan untuk memecahkan masalah sehingga mereka tidak perlu berbohong

- Puji anak ketika mereka berbicara kebenaran

- Lakukan percakapan tentang berbicara kebenaran dan efek negatif dari berbohong

- Berikan contoh yang baik

- Menekankan pentingnya kejujuran.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus