Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kendalikan Emosi dengan Teknik Pernapasan Berikut

Psikolog menyarankan teknik pernapasan 456 untuk membantu menenangkan diri saat mengalami emosi yang intens, sekaligus mengatur napas.

24 Agustus 2022 | 21.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai penelitian menunjukkan pengalaman emosi seseorang itu kompleks dan terkadang menyebabkan detak jantung lebih cepat, pipi memerah, dan napas tidak teratur. Psikolog Grace E. Sameve menyarankan orang melakukan teknik pernapasan 456 untuk membantu menenangkan diri saat mengalami emosi yang intens, sekaligus mengatur napas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tujuannya meregulasi ulang pernapasan agar lebih teratur untuk menghadapi emosi-emosi intens atau tiba-tiba muncul dan kita tidak tahu itu apa," ujarnya dalam webinar "Cegah dan Atasi Tantrum pada Anak, Tingkatkan Performa si Kecil di Sekolah", Rabu, 24 Agustus 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengatakan pertama, pastikan dulu anak sudah dalam situasi aman, misalnya dengan menitipkan pada pasangan. Anak yang berada dalam kondisi aman akan memudahkan orang tua yang ingin melakukan teknik pernapasan 456 berkonsentrasi dan menenangkan diri. 

Langkah berikutnya, dalam posisi duduk atau berdiri, orang dapat mencoba menutup mata agar konsentrasi tidak terganggu. Selanjutnya, cobalah menarik napas lewat hidung empat detik hitungan, lalu menahannya selama lima detik hitungan, kemudian buang napas lewat mulut selama hitungan enam detik.

"Ini umumnya perlu dilakukan beberapa kali karena kalau pertama kali masih agak kagok atau menghitung kecepatan karena  emosinya masih tinggi banget," tutur Grace

Ia menegaskan tujuan melakukan teknik ini untuk mengatur ulang keteraturan pernapasan. Menurunya, saat orang mengalami emosi yang intens atau meluap-luap, disadari atau tidak biasanya menyebabkan napas menjadi tidak teratur, biasanya lebih cepat. Cara ini mungkin tidak dapat menyelesaikan semua masalah tetapi menjadi langkah awal atau pertolongan pertama dalam mencari solusi, misalnya berlatih mengenali emosi atau menjalani konseling.

"Umumnya akan lebih tenang supaya kita bisa mengambil keputusan apa yang harus dilakukan, selanjutnya dengan lebih wise atau tidak dipengaruhi emosi intens yang kita rasakan," kata Grace.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus