Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
HAMPIR setiap akhir pekan, A. Stefanus Ridwan selalu menengok loker kesayangannya. Berada di kantor Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (Perbakin) Jakarta di kawasan Senayan, lemari itu berisi enam pucuk pistol dan belasan senapan. Jenis dan mereknya berbeda-beda. Setiap datang, ia mengambil satu-dua senjata api, lalu membawanya ke lapangan tembak Senayan. Di sana, lelaki 54 tahun itu bisa asyik berjam-jam menghamburkan peluru, membidik sasaran.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo