Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Toxic relationship atau hubungan beracun kerap disebut-sebut belakangan ini. Hubungan yang seperti ini disarankan para psikolog agar dihindari. Tapi apakah toxic relationship
itu?
Toxic relationship adalah jenis hubungan tidak sehat karena bisa berbahaya secara emosional maupun fisik bagi yang menjalani jenis hubungan ini. Laman Psychology Today, 12 Maret 2021 menyatakan bahwa istilah ini pertama kali digunakan oleh Lillian Gllas dalam bukunya Toxic People (1995).
Gllas menggunakan "toxic relationship" untuk menggambarkan hubungan yang dibangun di atas konflik, persaingan, dan kebutuhan seseorang mengendalikan orang lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Toxic relationship memiliki banyak jenis. Cairo West Mag mencontohkan di antaranya dibohongi, dimanipulasi, dimanfaatkan, diremehkan, dikhianati, atau tidak dipercaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jika sudah begitu, tulisan itu menyarankan agar mempertimbangkan kembali hubungan Anda. Hubungan seperti itu tidak sehat bagi kesehatan mental.
Tak peduli seberapa besar rasa cinta Anda, Anda akan jauh lebih baik tanpa orang toxic itu. Karena, jika Anda merasa sendirian sepanjang waktu, padahal dalam satu hubungan, apa gunanya?
Toxic relationship tidak hanya berlaku dalam hubungan dengan pasangan. Hubungan dengan keluarga, teman, bahkan rekan kerja juga bisa menjadi racun.
Dalam toxic relationship, Anda akan terus-menerus merasa sedih, cemas, marah, atau lelah dengan hubungan Anda. Sudah saatnya melakukan refleksi tentang hubungan Anda dan memutuskan ke mana Anda akan pergi.
AMELIA RAHIMA SARI | PSYCHOLOGY TODAY | CAIRO WEST MAG | EK