Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat diagnosis kanker payudara, Nunung Srimulat mengaku stres bahkan sempat putus asa. Ia mengakui bahwa dirinya memiliki faktor risiko kanker payudara secara genetik. Sebab, kakaknya pun mengalami kanker ini dan sudah melakukan operasi. Namun, saat ini, Nunung sudah mulai menjalani tahapan pengobatan kanker berupa kemoterapi. Meskipun awalnya merasa takut, tetapi, kini, ia sudah mulai terbiasa dengan pengobatan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akibat dari kemoterapi, Nunung sekarang menggunakan ciput atau penutup untuk menutupi kerontokan rambut yang parah. Bahkan, melalui kanal YouTube TAULANY TV, ia tidak segan menunjukkan rambutnya yang sekarang sudah tidak tersisa sedikit pun kepada publik. Meskipun merasa sedih karena rambutnya habis, tetapi ia sudah mulai merelakannya demi penyembuhan kanker payudaranya. Lantas, mengapa pengobatan kemoterapi membuat seseorang menjadi kehilangan rambutnya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagian besar rambut rontok selama pengobatan kanker disebabkan oleh kemoterapi. Sebab, kemoterapi menargetkan sel-sel yang tumbuh dengan cepat sehingga merusak folikel rambut dan membuat rambut rontok. Selain kemoterapi, terapi radiasi pun terkadang dapat menyebabkan kerontokan rambut, jika digunakan untuk mengobati kanker kepala dan leher. Kendati demikian, tidak semua obat kemoterapi memiliki efek samping rambut rontok karena setiap orang memiliki respons berbeda, sebagaimana tertulis dalam mdanderson.org.
Tingkat kerontokan rambut atau alopecia yang diinduksi kemoterapi (CIA) tergantung pada jenis kanker, obat spesifik, dan dosis serta pola pengobatan. Banyak pasien mengalami gelombang pertama CIA dalam waktu 1-2 minggu usai memulai pengobatan. Area yang mengalami gesekan tinggi saat tidur, seperti bagian atas kepala dan sisi di atas telinga kerap menjadi area pertama mengalami kerontokan rambut. Namun, cepat atau tidaknya kerontokan rambut tergantung pada masing-masing orang. Beberapa orang mungkin kehilangan seluruh rambut tubuhnya, tetapi beberapa orang lainnya hanya mengalami penipisan ringan.
Menurut medicalnewstoday, rambut rontok akibat kemoterapi dapat tumbuh kembali. Pertumbuhan kembali rambut usai kemoterapi biasanya dimulai dalam 1-3 bulan setelah terapi selesai. Sebanyak 60 persen orang melaporkan mengalami perubahan warna atau struktur rambut selama gelombang pertama pertumbuhan kembali rambut yang ditandai banyaknya rambut keriting. Namun, sebagian besar perubahan ini bersifat sementara, sampai akhirnya rambut kembali normal.
Seseorang tidak bisa mencegah atau meminimalkan kerontokan rambut yang disebabkan pengobatan kanker berupa kemoterapi. Beberapa orang yang sedang menjalani kemoterapi dan mengalami kehilangan rambut banyak akan mencoba memakai topi dingin. Sebab, topi ini berguna untuk mengurangi aliran darah ke kulit kepala sehingga memperlambat sirkulasi selama sedang diinfus. Akibatnya, folikel rambut tidak akan terlalu sering terkena kemoterapi. Namun, topi dingin tidak selalu efektif dan banyak pula orang yang masih kehilangan sebagian rambutnya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.