Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira interrogans. Bakteri ini dapat menyebar melalui darah atau urine hewan yang telah terinfeksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gejalanya mirip dengan influenza, seperti demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Walaupun tergolong langka, leptospirosis tetap harus diwaspadai karena bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti meningitis, kerusakan ginjal, hingga gagal hati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, yang berarti dapat menular dari hewan ke manusia. Beberapa hewan yang sering menjadi penyebab penularan leptospirosis adalah tikus, anjing, dan hewan ternak.
Penyakit ini terdiri dari dua fase, yakni:
1. Fase Leptospiremia (Septisemik): Fase awal yang berlangsung sekitar 2–14 hari setelah infeksi. Pada tahap ini, bakteri bisa ditemukan dalam darah dan dapat dideteksi melalui tes darah.
2. Fase Imun: Bakteri menyebar ke organ-organ, terutama ginjal, sehingga urine menjadi media untuk mendeteksi penyakit ini melalui tes urine.
Penyebab Leptospirosis
Penyebab utama leptospirosis adalah infeksi bakteri Leptospira interrogans. Bakteri ini hidup di ginjal hewan dan menyebar ke manusia melalui beberapa cara, seperti:
- Kontak langsung dengan urine atau darah hewan yang terinfeksi.
- Kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi.
- Mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Beberapa faktor risiko leptospirosis antara lain pekerjaan yang melibatkan kontak dengan hewan, bekerja di lingkungan seperti saluran pembuangan, serta tinggal di daerah rawan banjir.
Leptospirosis juga bisa menular antarmanusia, meskipun sangat jarang, melalui hubungan seksual dan ASI.
Gejala Leptospirosis
Gejalanya bisa berbeda-beda tergantung tingkat keparahannya. Beberapa gejala awal leptospirosis adalah:
- Demam tinggi
- Sakit kepala
- Diare
- Mata merah
- Nyeri otot, terutama di betis
- Mual dan muntah
- Nyeri perut
Jika tidak ditangani, leptospirosis bisa menyebabkan kondisi serius yang disebut sindrom Weil, yang ditandai dengan:
- Demam
- Sesak napas
- Penyakit kuning (jaundice)
- Batuk berdarah
- Nyeri dada
- Feses hitam
- Hematuria (darah dalam urine)
Diagnosis Leptospirosis
Untuk mendiagnosis leptospirosis, dokter melakukan berbagai tes, antara lain:
- Tes darah
Untuk mendeteksi antibodi leptospirosis atau gangguan organ yang disebabkan oleh infeksi.
- Tes urine
Menggunakan metode rapid test atau ELISA untuk mendeteksi antibodi terhadap leptospirosis.
- CT Scan/USG
Memeriksa penyebaran infeksi dalam tubuh.
- Rontgen paru-paru
Untuk memeriksa penyebaran bakteri di paru-paru.
Penanganan Leptospirosis
Leptospirosis ringan sering kali sembuh sendiri dalam waktu 7 hari tanpa perawatan khusus. Namun, untuk gejala yang lebih berat, diperlukan perawatan medis untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Penanganan medis yang umum dilakukan melibatkan penggunaan antibiotik dan perawatan suportif untuk menjaga fungsi organ yang terinfeksi.
KEMKES.GO.ID | SILOAM HOSPITAL
Pilihan Editor: Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan