Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Ketahui Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Penanganan Penyakit Leptospirosis

Beberapa hewan yang sering menjadi penyebab penularan leptospirosis adalah tikus, anjing, dan hewan ternak.

19 Oktober 2024 | 13.53 WIB

Penyakit Leptospirosis Rawan Saat Musim Hujan, Ini Gejalanya
Perbesar
Penyakit Leptospirosis Rawan Saat Musim Hujan, Ini Gejalanya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira interrogans. Bakteri ini dapat menyebar melalui darah atau urine hewan yang telah terinfeksi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gejalanya mirip dengan influenza, seperti demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Walaupun tergolong langka, leptospirosis tetap harus diwaspadai karena bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti meningitis, kerusakan ginjal, hingga gagal hati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, yang berarti dapat menular dari hewan ke manusia. Beberapa hewan yang sering menjadi penyebab penularan leptospirosis adalah tikus, anjing, dan hewan ternak.

Penyakit ini terdiri dari dua fase, yakni:

1. Fase Leptospiremia (Septisemik): Fase awal yang berlangsung sekitar 2–14 hari setelah infeksi. Pada tahap ini, bakteri bisa ditemukan dalam darah dan dapat dideteksi melalui tes darah.

2. Fase Imun: Bakteri menyebar ke organ-organ, terutama ginjal, sehingga urine menjadi media untuk mendeteksi penyakit ini melalui tes urine.

Penyebab Leptospirosis

Penyebab utama leptospirosis adalah infeksi bakteri Leptospira interrogans. Bakteri ini hidup di ginjal hewan dan menyebar ke manusia melalui beberapa cara, seperti:

- Kontak langsung dengan urine atau darah hewan yang terinfeksi.

- Kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi.

- Mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Beberapa faktor risiko leptospirosis antara lain pekerjaan yang melibatkan kontak dengan hewan, bekerja di lingkungan seperti saluran pembuangan, serta tinggal di daerah rawan banjir.

Leptospirosis juga bisa menular antarmanusia, meskipun sangat jarang, melalui hubungan seksual dan ASI.

Gejala Leptospirosis

Gejalanya bisa berbeda-beda tergantung tingkat keparahannya. Beberapa gejala awal leptospirosis adalah:

- Demam tinggi

- Sakit kepala

- Diare

- Mata merah

- Nyeri otot, terutama di betis

- Mual dan muntah

- Nyeri perut

Jika tidak ditangani, leptospirosis bisa menyebabkan kondisi serius yang disebut sindrom Weil, yang ditandai dengan:

- Demam

- Sesak napas

- Penyakit kuning (jaundice)

- Batuk berdarah

- Nyeri dada

- Feses hitam
- Hematuria (darah dalam urine)

Diagnosis Leptospirosis

Untuk mendiagnosis leptospirosis, dokter melakukan berbagai tes, antara lain:

- Tes darah

Untuk mendeteksi antibodi leptospirosis atau gangguan organ yang disebabkan oleh infeksi.

- Tes urine

Menggunakan metode rapid test atau ELISA untuk mendeteksi antibodi terhadap leptospirosis.

- CT Scan/USG

Memeriksa penyebaran infeksi dalam tubuh.
- Rontgen paru-paru

Untuk memeriksa penyebaran bakteri di paru-paru.

Penanganan Leptospirosis

Leptospirosis ringan sering kali sembuh sendiri dalam waktu 7 hari tanpa perawatan khusus. Namun, untuk gejala yang lebih berat, diperlukan perawatan medis untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Penanganan medis yang umum dilakukan melibatkan penggunaan antibiotik dan perawatan suportif untuk menjaga fungsi organ yang terinfeksi.

KEMKES.GO.ID | SILOAM HOSPITAL

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus