Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Resep ini sudah saya coba beberapa kali. Ponakan kena DBD, trombosit turun ke 80 ribu, sehari diberi rebusan daun ular (ubi jalar), langsung naik jadi di atas 150 ribu…." Bagai wabah, pesan berantai tentang manfaat air rebusan daun ubi jalar itu terus menyebar. Tak hanya melalui mailing list di Internet, pesan itu juga terus dibiakkan lewat BlackBerry messenger group. Menurut si empunya pesan, manfaat rebusan daun ubi jalar didapat dari teman di Filipina. Warga di sana menyebutnya tanaman kamote.
Bagi mereka yang anggota keluarganya terkena demam berdarah dengue, informasi itu bisa saja langsung dipraktekkan. Sebab, seperti disebutkan dalam pesan berantai, resepnya sederhana: ambil pucuk daun ubi jalar dari satu ikat, rebus dengan air seliter selama lebih dari lima menit, lalu minum.
Sejatinya, jauh sebelum kabar berantai itu beredar, khasiat rebusan daun ubi jalar untuk demam berdarah sudah dipercaya secara turun-temurun di Indonesia. Laiknya obat tradisional, khasiat daun tanaman bernama ilmiah Ipomoea batatas itu dituturkan dari mulut ke mulut berdasarkan pengalaman empiris penggunanya.
"Khasiatnya cespleng," kata Tisna Surya Adi kepada Tempo pekan lalu. Beberapa tahun lalu, ia divonis dokter mengidap demam berdarah dengue sehingga harus dirawat di rumah sakit. Sebelumnya, ia sempat minum jus jambu selama dua hari. Namun rasanya yang terlalu manis membuat Tisna mblenger dan bosan.
Atas saran salah satu pengunjung, jus jambu kemudian diganti dengan rebusan daun ubi jalar. Aturan minumnya sederhana: dua kali sehari, sekali minum cukup segelas. Setelah menenggak cairan ini, Tisna merasa kondisinya membaik. Namun dia lupa berapa jumlah trombositnya kala itu. Yang jelas, dua hari kemudian ia diperbolehkan pulang. "Rupanya, air rebusan daun ubi jalar efektif mendongkrak trombosit," ujar mahasiswa pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia ini.
Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. Gejala dan tandanya adalah demam tinggi mendadak selama 2-7 hari, bercak merah di kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah darah, dan sebagainya. Lewat uji sampel darah di laboratorium, pasien DBD diketahui mengalami kekurangan trombosit atau trombocitopenia. Kadar normal trombosit manusia adalah 150-450 ribu per milimeter kubik darah. Jumlah trombosit pasien DBD bisa melorot hingga di bawah 10 ribu per milimeter kubik darah.
Trombosit adalah keping darah yang berfungsi dalam pembekuan darah. Ketika jumlah trombosit merosot, tubuh rentan oleh pecahnya pembuluh darah. Itulah yang menyebabkan timbulnya bintik merah, mimisan, atau muntah darah. Dalam kasus yang berat, penderita demam berdarah bisa mengalami syok yang berakhir dengan kematian. Syok ditandai dengan nadi cepat, ujung tangan dan kaki dingin, tekanan darah turun, atau hilang kesadaran.
Menurut dokter Rita Kusriastuti, Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan, demam berdarah masih menjadi masalah besar di Indonesia. Pada 2011, rerata kejadiannya 27,6 kasus per 100 ribu penduduk. "Mendengar namanya saja, kita sudah merasa seram," katanya.
Masalahnya, hingga saat ini, belum ada obat untuk virus dengue. Vaksin sebagai pencegah juga belum kunjung lahir. Karena itu, ketika orang kena DBD, yang dapat dilakukan hanyalah mengurangi gejalanya, termasuk mendongkrak jumlah trombosit yang minim. Jika pesan tentang khasiat daun ubi jalar itu benar, hal ini amat membantu para pasien DBD. Untuk membuktikan kebenarannya, tentu tak cukup hanya mengandalkan pengakuan orang yang sudah pernah mencobanya. Perlu uji laboratorium.
Hanim Alful Lailah, mahasiswa D-3 Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, dalam tugas akhirnya tahun lalu tertarik melakukan pengujian terhadap rebusan ubi jalar itu. Dalam uji praklinis (sebelum dicoba pada manusia), ia menggunakan sampel 32 ekor mencit. Sebanyak 16 ekor diberi rebusan ubi jalar, sisanya tidak.
Memang baru praklinis, tapi itu sudah kemajuan. "Sejauh ini, penelitian klinis soal itu memang belum ada. Yang ada baru praklinis pada binatang," kata dokter Arijanto Djonosewodjo, Ketua Program Studi Pengobatan Tradisional Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.
Hasilnya, kelompok mencit yang mendapat air rebusan daun ubi jalar ternyata punya kadar trombosit lebih tinggi dibanding kelompok yang tidak. Angkanya: 210,5 per milimeter kubik darah berbanding dengan 129,7 per milimeter kubik darah. Alhasil, pengujian dini itu membuktikan kebenaran pendapat yang selama ini hidup di masyarakat bahwa daun ubi jalar berkhasiat menaikkan trombosit.
Peningkatan trombosit diperkirakan melalui jalur granulocyte macrophage colony stimulating factor (protein yang merangsang pertumbuhan granulosit dan magkrofag, dua jenis sel darah putih) bersama interleukin-3 (protein yang mendorong pertumbuhan sel kekebalan tubuh). Jalur ini merangsang pembentukan megakariosit alias sel raksasa yang merupakan bahan awal trombosit. "Secara praklinis, ada proses biomolekuler yang merangsang megakariosit menjadi trombosit," ujar Arijanto.
Dia menambahkan, daun ubi jalar mengandung polifenol—kelompok zat kimia dalam tanaman, seperti flavonoid, kuersetin, vitamin, dan mineral. Juga mengandung isoflavon, yang bekerja untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Apabila kekebalan tubuh meningkat, perlawanan terhadap virus makin hebat.
"Air rebusan daun ubi jalar boleh saja diminum," kata Rita Kusriastuti. Prinsipnya, bagi pasien demam berdarah, sangat dianjurkan minum lebih dari lima gelas sehari agar tidak mengalami dehidrasi, yang bisa memicu pecahnya pembuluh darah. Jenis cairan apa saja yang menyehatkan, menyegarkan, dan dapat diminum oleh penderita, termasuk rebusan daun ubi jalar, silakan ditenggak.
Dwi Wiyana, Agita Sukma (Surabaya)
Si Pahit Unjuk Gigi
Pamor obat herbal untuk mendongkrak trombosit pada pasien demam berdarah makin mencorong. Setelah khasiat daun jambu biji teruji secara klinis, kini giliran daun pepaya. Penelitian oleh Fenny Yunita dan kawan-kawan dari Universitas Indonesia yang digeber di International Journal of Medicinal and Aromatic Plants Desember lalu membuktikan daun tanaman bernama ilmiah Carica papaya L. ini meningkatkan trombosit.
Penelitian itu dilakukan selama November 2011-April 2012 dengan melibatkan 80 pasien demam berdarah dengue. Mereka dibagi ke dalam dua kelompok: 40 pasien masuk ke kelompok kontrol dan 40 lagi ke kelompok perlakuan. Semuanya tetap mendapat pengobatan standar, termasuk pemberian cairan infus. Bedanya, kelompok perlakuan mendapat tambahan obat berupa 24 kapsul berisi 550 miligram ekstrak daun pepaya. Kapsul ini diminum dua kali sehari, dan sekali minum dua kapsul.
Hasilnya, pada kelompok yang mendapat kapsul ekstrak daun pepaya, trombositnya bertambah lebih cepat dan jumlahnya lebih tinggi. Sebanyak 38 responden (95 persen) kelompok perlakuan sudah bisa pulang setelah dirawat empat hari, dan dua responden (5 persen) pulang setelah dirawat lima hari. Sedangkan 29 responden (72 persen) kelompok kontrol baru bisa pulang setelah lima hari dirawat, sementara sisanya baru pulang setelah dirawat selama 6-7 hari.
"Pengembangan lebih lanjut adalah memperbanyak jumlah sukarelawan," ujar Abdul Mun'im, Ketua Program S-2 Herbal Fakultas Farmasi UI. Jika penelitian lanjutan sudah beres, plus standardisasi produk telah dilakukan, produk massal sangat terbuka.
Sembari menunggu produk massal terwujud, Fenny menyodorkan alternatif yang lebih gampang dalam penggunaan daun pepaya untuk mendongkrak trombosit. Caranya: ambil tiga lembar daun pepaya, tumbuk, peras hingga menjadi 1-2 sendok makan, lalu minumkan ke pasien. "Berikan 2-3 kali sehari," kata peneliti dari Fakultas Farmasi UI ini. Pahit sudah pasti, tapi khasiatnya sudah pula terbukti.
DW
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo