Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi burnout rentan dialami oleh siapa saja. Merujuk Mental Health UK, burnout kondisi kelelahan fisik dan emosional. Burnout bisa terjadi ketika mengalami stres jangka panjang dalam pekerjaan. Ketika bekerja terlalu menguras fisik atau emosional terlalu lama tanpa jeda berakibat Burnout ditandai dengan kelelahan emosional, perasaan sinis, dan berkurangnya pencapaian pribadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa Itu Burnout dan Gejalanya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari publikasi The Relationship Between Burnout, Depression, and Anxiety, saat mengalami burnout semangat untuk melakukan pekerjaan menghilang. Saat semangat hilang, pekerjaan akan terasa berat, karena mengurangi energi yang lebih besar daripada biasanya. Performa pekerjaan menurun diakibatkan, karena hilangnya minat dan semangat dalam bekerja.
Jika sedang burnout, salah satu tandanya mudah marah karena sensitivitas meningkat. Hal itu ditambah jika pekerjaan yang dilakukan tidak berjalan sesuai dengan harapan. Saat sedang burnout, seseorang akan mengalami kelelahan dan frustrasi yang tinggi sehingga kerap bersikap sinis terhadap orang-orang di sekitar. Kondisi itu akan membuat orang cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, karena merasa beban kerja yang ditanggung terlampau berat.
Kiat Mencegah Burnout
1. Mengenali Diri
Langkah pertama untuk mencegah burnout adalah dengan memahami kondisi diri sendiri. Mengetahui tahap kejenuhan yang dialami akan membantu menentukan bantuan yang tepat.
2. Identifikasi Pemicu Stres
Mengenali penyebab stres dan pola yang menguras energi. Pemahaman ini akan memberi wawasan untuk mencegah dan mengatasi kelelahan yang berlebihan.
3. Ubah Pola Negatif
Mengubah pola pikir dan perilaku negatif bisa mencegah burnout. Hal ini bisa dilakukan jika telah melewati tahap memahami diri dan mengidentifikasi pemicu stres. Dengan kemampuan memahami diri, maka bisa mencegah situasi negatif agar tak terulang.
4. Pola Hidup Sehat
Dengan mengganti pola lama yang menguras energi dengan aktivitas yang menyehatkan akan bermanfaat untuk lebih percaya diri menghadapi tantangan hidup. Olahraga salah satu cara untuk mengimbangi aktivitas sehari-hari.
5. Bantuan
Terkadang, meminta bantuan membuat diri canggung, terutama bagi mereka yang terbiasa mengatasi masalah sendiri. Namun, mengakui kesulitan dan mencari dukungan adalah langkah penting untuk mengatasi burnout. Bantuan bisa dengan orang terdekat yang sangat dipercaya atau psikolog.
Putri Indy Shafarina turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini