Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksanaan Natal selalu identik dengan beragam aksesoris seperti pohon cemara maupun yang lainnya. Sudah dikenal sejak dulu, bagaimanakah sejarah penggunaan pohon cemara sebagai ikon natal?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pohon cemara adalah salah satu pohon yang banyak dijumpai di belahan bumi selatan, terutama di wilayah tropis, seperti Indonesia, Malaysia, Australia, dan Kepulauan Pasifik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pohon cemara adalah pohon jenis konifera hijau yang termasuk dalam keluarga Pinaceae. Setidaknya, pohon cemara memiliki 35 spesies yang tersebat di seluruh dunia.
Pohon cemara banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuat furniture untuk bagian kayunya. Selain itu, pohon cemara kerap ditemukan saat memasuki Natal yang dihias dengan pernak-pernik di hari raya umat Kristiani.
Sejarah Pohon Cemara Sebagai Ikon Natal
Dilansir dari laman Britannica, pada tahun 723 Masehi di Jerman, seorang misionaris Inggris bernama St. Bonifasius bertemu dengan warga setempat. Mereka sedang mempersiapkan pengorbanan di sebuah pohon ek untuk dewa Thor (Donar).
Bonifasius lalu membawa kapak ke pohon itu dan saat tidak dipukul oleh dewa mereka, ia mengatakan pada warga yang terpesona bahwa pohon cemara di dekatnya adalah pohon suci mereka. Sementara sumber lain mengatakan pohon cemara tumbuh di lokasi pohon ek yang tumbang.
Pohon cemara kemudian menjadi bagian dari ritual Kristen di Jerman. Pada abad pertengahan, pohon-pohon cemara ini digantung dengan apel dan dipajang di rumah-rumah pada 24 Desember.
Pada abad ke-16, Martin Luther lah yang pertama kali menggantung lilin yang menyala di pohon itu. Pada abad ke-19, cemara sebagai pohon Natal menjadi tradisi yang mapan di Jerman. Saat orang Jerman bermigrasi, mereka memperkenalkan pohon Natal ke negara lain, terutama Inggris.
Pada 1790-an di Inggris, istri Raja George III bernama Charlotte yang kelahiran Jerman memiliki pohon yang didekorasi untuk liburan. Tetapi, tradisi dekorasi pohon Natal di Inggris dipopulerkan oleh pangeran kelahiran Jerman, Pangeran Albert dan istrinya, Ratu Victoria.
Pasangan inilah yang menjadikan pohon Natal sebagai bagian penting dari perayaan liburan. Pada 1848, muncul ilustrasi keluarga kerajaan di sekitar pohon cemara yang dihias di surat kabar London, Inggris. Pohon natal pun segera menjadi umum ditemukan di rumah-rumah Inggris.
Ikon Natal Lainnya
Selain pohon cemara, peristiwa natal juga diidentikkan dengan beragam ikon lainnya. Dikutip dari goodhousekeeping.com, sejumlah simbol natal antara lain:
1. Karangan bunga
Di Eropa Utara, orang-orang kafir percaya bahwa matahari adalah sebuah roda yang berputar menjauh dari Bumi selama musim dingin, dan menghiasi rumah mereka dengan roda yang dihiasi tanaman hijau dan lampu untuk membujuk matahari kembali ke arah mereka selama titik balik matahari musim dingin.
Ketika mereka mulai memeluk agama Kristen, karangan bunga itu mengambil simbolisme baru. Pohon cemara dan lingkaran tak terputus mengingatkan mereka akan kasih abadi Allah dan keselamatan yang dibawa Yesus ke dunia.
2. Permen tongkat
Permen tongkat diduga pertama kali muncul untuk membuat anak-anak diam. Pada tahun 1670, seorang pemimpin paduan suara di Katedral Cologne tidak dapat mencegah anggota paduan suara berbicara selama latihan untuk presentasi Kandang Natal langsung yang akan datang, jadi dia ingin membagikan tongkat peppermint (suguhan populer pada saat itu) untuk membuat mereka sibuk.
Dia meminta pembuat permen lokal untuk membengkokkannya menjadi bentuk pengait gembala, untuk mengingatkan anak-anak bahwa Yesus adalah "gembala yang baik" yang menjaga keamanan kawanannya. Permen berbentuk penjahat tersebar di seluruh Eropa, dan masih digunakan hingga saat ini.
3. Bintang
Banyak orang memberikan simbol bintang di atas pohon Natal mereka, sedangkan ada pula yang lain memasukkan desain tersebut ke dalam dekorasi mereka dengan cara lain. Bintang mungkin merupakan salah satu simbol Natal yang terdapat dalam Alkitab yang telah masuk ke dalam perayaan sekuler sekalipun.
Itu melambangkan bintang yang muncul di langit setelah Yesus lahir, yang kemudian membawa Tiga Orang Majus mengunjunginya di Betlehem. Simbol ini juga mengingatkan orang Kristen untuk mengikuti Yesus seperti cahaya penuntun mereka sendiri.
4. Dekorasi dengan lampu
Natal datang pada saat yang dingin dan gelap pada sebagian tempat di dunia, jadi mendekorasi dengan lampu yang mencerahkan segalanya masuk akal bahkan jika Anda tidak memikirkan artinya. Bagi orang Kristen, lampu melambangkan status Yesus sebagai Penerang Dunia, dan cara dia datang untuk menyelamatkan orang dari kegelapan.
5. Hadiah natal
Hadiah natal mungkin menjadi bagian yang sangat ditunggu-tunggu oleh kebanyakan orang, khususnya anak kecil. Terdapat salah satu kisah Alkitab tradisional mengenai pemberian hadiah pada hari natal.
Tiga Orang Majus tiba dengan membawa hadiah untuk bayi Yesus: emas, kemenyan, dan mur. Meskipun kami tidak bertukar hadiah yang sama di zaman modern, semangatnya tetap sama.
6. Mistletoe
Kebiasaan berciuman di bawah mistletoe sudah ada sejak tahun 1800-an, sejak Washington Irving menyebutkannya dalam salah satu ceritanya pada tahun 1820. Tumbuhan semi-parasit ini mewakili kesuburan, romansa, dan vitalitas sejak zaman kuno.
Tapi ada unsur afrodisiak lain yang mungkin ingin Anda ketahui. Biji Mistletoe dapat disebarkan melalui kotoran burung, sehingga namanya berasal dari bahasa Jerman mist , yang artinya “kotoran”, dan tang, yang artinya “cabang”.
7. Kaus kaki natal
Orang-orang telah menggantung stoking mereka di cerobong asap dengan hati-hati setidaknya sejak tahun 1800-an, dan tidak ada yang tahu pasti bagaimana awalnya. Kisah paling populer mengatakan bahwa seorang lelaki tua khawatir tentang masa depan ketiga putrinya, karena dia tidak punya cukup uang untuk memberi mereka mahar pernikahan yang bagus.
Saint Nicholas rupanya mendengar tentang penderitaan mereka dan ingin membantu tetapi dia tahu bahwa pria itu tidak akan menerima amal. Sebaliknya, dia menurunkan cerobong asap mereka dan memasukkan emas ke masing-masing kaus kaki anak perempuan, yang digantung di dekat perapian untuk dikeringkan. Dan, begitulah kaus kaki Natal dikenal kemudian.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.