Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di balik indahnya waktu liburan, ada bahaya yang dapat mengancam kesehatan yang disebut dengan holiday heart syndrome atau sindrom jantung liburan. Melansir dari Times of India, sindrom ini adalah nama lain dari aritmia, gangguan yang terjadi pada irama jantung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penderita aritmia bisa merasakan irama jantungnya terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Sebenarnya, aritmia normal terjadi pada kondisi jantung yang sehat. Namun, bila terjadi terus menerus atau berulang, aritmia bisa menandakan adanya masalah pada organ jantung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gaya hidup tidak sehat selama liburan seperti terlalu banyak minum alkohol, makan berlebihan, dan terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi garam akan memicu sindrom jantung liburan. Berikut beberapa penjelasan terkait holiday heart syndrome yang bisa dipahami agar kita dapat menjaga pola hidup sehat meski sedang liburan.
Istilah holiday heart syndrom muncul karena selama musim liburan orang biasanya memanjakan diri dengan minuman beralkohol dan makanan ringan berkalori tinggi. Pasalnya, banyak orang yang menganggap liburan akhir tahun sesuatu yang harus dirayakan dengan penuh suka cita.
Banyak pula yang saking antusiasnya membuat dia mengabaikan asupan dan tidak memperhatikan asupan untuk tubuhnya sehingga istilah sindrom jantung liburan mengacu pada masalah kesehatan jantung yang meningkat selama musim liburan.
Gejala
Kondisi ini sebagian besar merupakan alarm untuk menghentikan konsumsi makanan dan minuman berlebihan namun jika diabaikan dapat menyebabkan kerusakan jantung yang tidak dapat diperbaiki. Tanda-tanda umum terkait penyakit ini adalah kelelahan, pusing, rasa tidak nyaman di dada, dan sesak napas.
Meskipun bersifat reversibel alias dapat berlangsung secara bolak-balik, tapi penyakit ini bisa dikaitkan dengan beberapa komplikasi yang mengancam jiwa. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi kardiovaskular. Jika tidak ditangani dengan cepat akan memperburuk kondisi yang ada, bahkan bisa menyebabkan aritmia yang mengancam jiwa, pneumonia, hingga menyebabkan tromboemboli yang merupakan penyumbatan pembuluh darah oleh bekuan darah.
Kasus jantung meningkat selama liburan
Sebuah studi di Swedia menemukan kasus masalah jantung mengalami peningkatan utama selama masa liburan nasional, acara olahraga, dan meningkat 15 persen selama liburan Natal dan Tahun Baru.
"Orang dengan diabetes dan yang memiliki riwayat penyakit arteri koroner dengan usia lebih dari 75 tahun harus menjaga pola makan saat Natal karena ini sangat berbahaya dan meningkatkan risiko komplikasi yang sangat berbahaya," jelas temuan itu.
Studi ini juga mengatakan serangan jantung naik ketika musim liburan Natal dan Tahun Baru serta pertengahan musim panas. Bahkan, insiden puncak yang menonjol pada Senin dan pada pukul 08.00. Adapun, serangan jantung sendiri punya istilah medis yaitu infark miokard, sebuah kondisi di mana aliran darah ke arteri koroner jantung mengalami penyempitan. Kedua hal ini akan membuat otot jantung kekurangan oksigen dan mengalami kerusakan.
Meskipun kesenangan dan kegembiraan sangat penting selama liburan, penting juga untuk menjaga kesehatan. Pakar kesehatan mengatakan meskipun ini adalah tahun di mana perlu bersantai, namun Anda tidak boleh mengganggu kebiasaan makan. Hindari mengonsumsi makanan berlebih dan batasi minuman manis atau bahkan beralkohol, jangan terlalu stres, dan tetap latihan fisik secara rutin.
Tindakan pencegahan setelah pesta seperti cukup istirahat, minum obat jika sudah diresepkan, dan berkonsultasi dengan dokter jika ada masalah sangat penting. Namun, di balik adanya ancaman kesehatan selama musim liburan, tentu ada salah satu sisi positif di mana lingkungan bisa lebih diperhatikan sebab selama musim liburan semua orang berkumpul dan secara tidak langsung saling memperhatikan apakah ada suatu gejala yang dialami diri sendiri atau orang lain.
Jika melihat gejalanya pada seseorang, segera bawa ke fasilitas medis. Tindakan tepat waktu dapat menyelamatkan nyawa.