Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Lumpia Seharga Rp10,2 Juta di Malaysia Terbuat dari Kepiting Alaska dan Berlapis Emas 24 Karat

Hal yang membuat lumpia itu begitu mahal adalah lima bahan premium yang digunakan.

19 November 2024 | 21.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Apa rasanya makan lumpia atau spring roll seharga lebih dari Rp10 juta? Pengalaman itu bisa didapat di Malaysia. Sebuah restoran di negara itu menyajikan lumpia Malaysia mewah yang berisi kaviar Ossetra dan edible gold leaf atau lembaran emas 24 karat seharga RM2.888 atau sekitar Rp10,2 juta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lumpia basah atau popiah itu menjadi perdebatan sengit di media sosial Malaysia setelah muncul dalam unggahan video Instagram yang diunggah pada 8 November 2024. Video itu menunjukkan pemandu kuliner populer KL Foodie meluncurkan kreasi mewah hasil kolaborasi antara Bibi's Popiah dan Nimbus Restaurant.

Bahan Membuat Popiah Mewah

Hal yang membuat lumpia itu begitu mahal adalah lima bahan premium yang digunakan, yakni kepiting raja Alaska, daun emas 24 karat yang dapat dimakan dari Italia, bunga cordyceps, kaviar Ossetra dari Prancis, dan pir Ibaraki Keisui yang sedang musim. Berkat bahan-bahan premium yang bersumber dari seluruh dunia, popiah ini dinobatkan sebagai popiah termahal di Malaysia, menurut The Independent Singapore.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Popiah termahal ini dibuat dengan daging dari dua kaki kepiting yang dikukus, yang dilapisi dengan hati-hati pada kulit popiah segar yang dibuat segar setiap hari oleh Bibi's Popiah. Isinya diolesi dengan saus rahasia dan diberi tangkai daun bawang panggang sebagai sentuhan akhir, menurut situs berita 8Days. Pelanggan harus memesan hidangan tersebut setidaknya seminggu sebelumnya.

Video Instagram tersebut dengan cepat menjadi viral. Banyak warganet yang mempertanyakan kelayakan menghabiskan terlalu banyak uang untuk satu popiah.

"Ini bukan popiah lagi. Satu-satunya bagian asli yang tersisa adalah kulit popiah," komentar seorang pengguna.

"Saya lebih suka menghabiskan uang itu untuk beberapa kali makan selama sebulan daripada untuk satu hidangan," kata yang lain.

"Daun emas 24 karat tidak diperlukan, hanya tipuan untuk membenarkan kenaikan harga," tulis kritikus lainnya.

Mengenal Popiah

Popiah yang berasal dari Cina ini populer sebagai camilan di Malaysia dan Singapura. Makanan ini dibuat dengan kulit lumpia tipis yang biasanya terbuat dari tepung terigu dicampur dengan air dan sedikit garam untuk menambah rasa. Adapun isinya berbagai bahan seperti sayuran parut, makanan laut, daging, telur, tahu, nasi, sosis, dan mi. Saat disajikan, bahan isian popiah biasanya ditaruh di piring kecil agar pengunjung dapat mencampur dan menambahkan sesuai selera. Popiah kemudian dilipat rapi menjadi gulungan dan diiris menjadi potongan-potongan kecil. 

Di tempat asalnya, Fujian, Cina, lumpia basah ini biasanya dimakan selama musim semi ketika ada banyak sayuran. Namun, ketika perantau Cina datang ke Malaysia dan Singapura, mereka melahirkan varian yang menggabungkan bahan-bahan lokal. 

VN EXPRESS | NLB.GOV.SG

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus