Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Manfaat batuk

Ikatan dokter paru indonesia menyelenggarakan simposium masalah batuk kronis di hotel sahid jaya, jakarta. penyebab batuk kronis: bronkitis, asma, tbc, jamur, tumor paru dan pnemoni (radang paru-paru)

18 Juni 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

B~ATUK itu menjengkelkan. "Tapi batuk ada manfaatnya," ujar dr. Hadiarto. ~ Mangunnegoro, seorang ahli paru-paru. Hadiarto bicara di depan sekitar 200 peserta simposium masalah batuk kronis yang diselenggarakan Ikatan Dokter Paru Indonesia, di Hotel Sahid Jaya, Sabtu pekan lalu. Batuk adalah gejala yang umum dikenal, namun belum tentu Anda tahu persis seluk-beluknya. Adapun batuk, seperti diungkapkan Hadiarto, adalah kontraksi (berkerutnya) otot saluran napas secara otomatis yang bertujuan membersihkan saluran napas dan paru-paru. Dengan batuk, dahak yang bercampur nanah dikeluarkan, hingga saluran napas tetap terbuka. "Bila tidak batuk, paru dan saluran napas kita bisa terendam nanah yang tidak bisa dikeluarkan dengan cara apa pun," ujar ahli paru-paru itu. Melihat fungsinya, pcnderita batuk perlu berhati-hati menghilangkan batuk. Sebaiknya jangan cepat terpengaruh iklan yang berbunyi "membuang batuk seketika". Obat di balik iklan itu pada dasarnya mengandung obat penenang yang membuat penderitanya menjadi malas batuk. Dalam hal tertentu, ogah batuk ini bisa berbahaya. Selain penyakitnya tidak sembuh, dahak yan~g seharusnya dikeluarkan malah berkumpul di saluran pernapasan. Karena itu, para dokter ahli paru merasa perlu menjelaskan soal inl. "Kurangnya pengertian membuat batuk sering dianggap masalah sederhana," uj~ar dr. P. Embran F.C.C.P., ketua penyelenggara simposium, pada Sidartha Pratidina dari TEMPO. Pada pengamatan para dokter, sebagian besar penderita batuk berusaha mengobati dirinya dengan berbagai obat yang dijual bebas. Di samping itu, hampir tak ada penderita yang menghubungkan batuk ini dengan kemungkinan kelainan pada paru-paru. "Masyarakat biasanya membayangkan penyakit paru-paru itu hanya TBC," tutur Embran lagi. "Dan bayangan tentang TBC adalah bila batuk sudah diikutl dengan darah." Penafsiran ini, menurut Embran, tentu tidak tepat. Batuk memang tidak selalu menunjukkan adanya penyakit. Biasanya orang segera terbatuk bila ada benda asing yang harus dikeluarkan. Lalu bagaimana mengetahui ada penyakit di balik batuk? "Dari dahak bisa diketahui kelainan yang menyebabkan batuk," jawab dr. Hadiarto. Bila dahak terlihat jernih, penderitanya bisa dikatakan sehat. Namun, bila dahak berwarna kehijau-hijauan atau kekuning-kuningan, itu tandanya telah terjadi infeksi pada saluran pernapasan atau paru-paru. "Dahak itu sebenarnya bercampur dengan nanah dan darah," ujar Hadiarto. Selanjutnya, Hadiarto menjelaskan, batuk untuk membersihkan saluran pernapasan dan paru-paru, di lingkungan para ahli, dikenal sebagai batuk produktif. Misalnya batuk pada para perokok. "Asap rokok itu mengandung 1.200 bahan kimia," kata ahli paru-paru itu. "Karena itu merangsang kerongkongan dan memproduksi lendir yang harus~ dikeluarkan." Walaupun batuk seorang perokok tidak terkategori sebagai batuk akibat penyakit, dahak yang dikeluarkan ternyata tidak bening. Warnanya sering putih keruh karena mengandung partikel-partikel asa~ rokok. Sementar~ itu, batuk dengan penyakit di baliknya, oleh para dokter, disebut batuk kering, karena terdengarnya memang kering - tidak lepas dan terasa sangat berat. Umumnya, penyakit yang menyebabkan batuk ini adalah peradangan di saluran pernapasan bagian atas. Yang tidak umum diketahui tapi cukup sering terjadi ialah kelainan pada tenggorokan yang ada hubungannya dengan saluran hidung dan telinga. Penyebabnya bisa radang pada saluran hidung atau pada rongga-rongga di tengkorak bagian muka, yang disebut sinusitis. Yang paling berbahaya dari semua jenis batuk adalah batuk kronis, yaitu batuk yang tidak sembuh-sembuh. Sering ukuran untuk itu adalah dua pekan. Bila setelah dua pekan batuk tak sembuh juga, orang mesti segera ke dokter. Jangan anggap batuknya sepele saja. Penyebab batuk kronis ini adalah berbagai penyakit berat seperti bronkitis, asma, TBC, jamur, tumor paru, dan pnemoni (radang paru-paru). Pnemoni dan TBC dua sejoli penyakit kronis, yang pelan tapi pasti menggerogoti jiwa penderitanya. Bahkan bagi anak-anak Indonesia, penyakit saluran napas masih jadi pembunuh paling utama. Dampak batuk kronis ini sudah pula umum dikenal: batuk darah. "Tapi ingat, batuk darah tidak selalu pertanda TBC," ujar Hadiarto. "Batuk darah pada TBC terjadi akibat pecahnya pembuluhpembuluh darah yang melalui paru-paru," tuturnya lagi. "Tapi batuk darah~ bisa juga terjadi karena pecahnya pembuluh darah pada mulut, hidung, atau tenggorokan." Yang penting, kata Hadiarto, jangan takut membatukkan darah. Bila darah ini tidak keluar, saluran napas bisa tersumbat bekuan darah. Maka, demi kesembuhan, batuklah! Jis., S.B., Sidartha, Hed~y Susanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus