Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bunga saffron biasa dijadikan bumbu makanan atau suplemen. Namun banyak orang yang heran kenapa harganya begitu mahal? Apakah sebanding dengan khasiat kesehatannya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saffron adalah sejenis rempah-rempah yang berasal dari bunga crocus sativus atau biasa disebut saffron crocus. Menurut Food Network, saffron biasa ditemukan di masakan India, Maroko, dan Iran, serta sebagian Eropa seperti paella di Spanyol dan risotto di Italia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kenapa harganya mahal?
Bagian bunga yang biasa digunakan untuk rempah-rempah adalah benang berwarna merah kecoklatan pada bunga. Cara memanen lah yang membuat harganya selangit. Di Indonesia misalnya, saffron dijual dengan harga Rp 65.000-150.000 per gram di marketplace atau Rp 65-150 juta per kilogram.
Saffron
"Harganya supermahal karena stigma bunga dan memanennya sungguh sulit karena harus menarik benang-benang itu satu per satu," jelas Ilisa Nussbaum, ahli diet dan nutrisi di RS Anak Yale di New Haven, Connecticut, kepada USA Today.
Belum lagi masalah permintaan dan ketersediaan barang. Saffron biasanya tumbuh di Yunani, Iran, Maroko, dan India sehingga ongkos kirim ke negara lain mahal.
Apa khasiat medisnya?
Sebagian orang sejak dulu menggunakan saffron karena efek sedatifnya, untuk mengatasi kejang otot, membantu pencernaan, dan sebagainya. Di praktek medis Barat, sepertinya bunga ini tak pernah direkomendasikan untuk mengobati penyakit tertentu, hanya sebagai suplemen saja.
Akan tetapi, hal ini tak berarti saffron tak punya kandungan yang berkhasiat bagi kesehatan. Seperti rempah-rempah lainnya, bunga ini mengandung antioksidan.
"Terkenal karena antioksidannya tapi telah diteliti ada juga kandungan antidepresan yang baik buat hubungan otak-pencernaan dan membantu daya ingat," papar Nussbaum.
Pilihan Editor: Sederet Manfaat Saffron Untuk Kesehatan Tubuh dan Wajah