Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mau Coba Diet Paleo? Pahami Juga Risikonya

Diet paleo didesain untuk membantu menurukan berat badan dengan menciptakan kembali lingkungan makanan setelah manusia berevolusi. Cek juga risikonya.

30 Agustus 2023 | 22.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi diet (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan zaman juga dibarengi dengan kesadaran orang untuk bergaya hidup lebih sehat sehingga bermunculan beragam jenis diet. Uniknya, tak sedikit dari jenis diet tersebut yang sebenarnya sudah ada sejak dahulu kala dan kembali diterapkan oleh manusia modern. Salah satunya adalah diet paleo, pola makan yang terinspirasi kebiasaan makan manusia gua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fokus diet paleo adalah konsumsi buah-buahan, sayuran, daging, makanan laut, dan kacang-kacangan. Makanan olahan tidak dianjurkan dalam diet paleo dan justru harus dihindari. Gagasan mengenai diet ini didasarkan pada apa yang nenek moyang makan selama periode Paleolitik, yaitu 10.000 sampai 2,5 juta tahun lalu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Diet paleo populer ketika Loren Cordain, pengajar sains kesehatan dan olahraga di Universitas Negeri Colorado di Amerika Serikat, mengeluarkan buku The Paleo Diet pada 2002. Diet paleo didesain untuk membantu menurukan berat badan dengan menciptakan kembali lingkungan makanan setelah manusia berevolusi. Health.com menjelaskan apa saja manfaat dan risiko diet ini.

Manfaat 
Diet paleo bermanfaat bagi yang memiliki masalah kardiovaskular dan serat yang didapat dari buah dan kacang-kacangan bagus untuk kesehatan. Buah dan sayuran kaya antioksidan, vitamin, mineral, fitonutrien, serta telah terbukti dapat mengurangi kemungkinan berkembangnya sejumlah penyakit degeneratif, termasuk kanker, diabetes, dan penurunan neurologis.

Kandungan protein yang tinggi penting untuk tulang, pertumbuhan kulit, otot, tulang, dan tulang rawan. Lemak sehat dari kacang-kacangan, biji-bijian, alpukat, minyak zaitun, minyak ikan, dan daging dari hewan yang diberi makan rumput segar mengandung lemak tak jenuh tunggal dan omega 3 yang dapat mengurangi risiko obesitas, kanker, diabetes, penyakit jantung, dan penurunan kognitif.

Risiko 
Diet paleo ternyata belum tentu merupakan pola makan seimbang karena tidak mungkin memakan makanan yang benar-benar sama dengan nenek moyang, seperti tanaman yang dulu dimakan kini banyak yang punah. Daging yang sekarang dikonsumsi tidak kaya nutrisi karena terlalu banyak campuran bahan kimia pada pakannya dan banyak sapi atau ayam hasil suntikan.

Menyingkirkan biji-bijian berarti berkurangnya asupan serat yang bermanfaat bagi kesehatan usus. Kacang polong yang juga tidak dianjurkan dalam diet ini membuat tubuh kekurangan magnesium, selenium, dan mangan yang justru baik untuk kesehatan usus.

Menerapkan diet paleo berti mengurangi konsumsi susu, keju, dan yogurt dan itu membuat tubuh kekurangan kalsium sehingga kepadatan tulang dan gigi rendah. Asupan protein yang dianjurkan pada jenis diet paleo jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Jadi, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu sebelum melakukan diet paleo. Suplemen kalsium dan vitamin D mungkin harus dikonsumsi bersamaan, terutama saat memulai diet ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus