Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Gianyar - Salah satu destinasi wisata Bali menghadirkan pengalaman melihat proses kopi luwak secara langsung. Bali Pulina yang berlokasi di jalan raya pujung kelod, Desa Sebatu, Gianyar ini memiliki kawanan luwak yang dipelihara sendiri untuk menghasilkan biji kopi luwak terbaik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para pengunjung yang memasuki area ini akan disambut oleh pepohonan asri dan tiga kandang luwak. Ini merupakan salah satu ciri khas yang menjadi daya tarik tersendiri bagi turis, khususnya wisatawan asing. Banyak yang heran dan tertarik dengan proses pengolahan kopi luwak khas Pulau Dewata di Bali Pulina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak perlu khawatir, ada satu pemandu bagi wisatawan yang berkunjung. Satu pemandu itu akan menjelaskan proses pembuatan kopi luwak yang disajikan di kafe tersebut. Kepada Tempo, Ayu yang merupakan salah satu karyawan di Bali Pulina mengungkapkan sederet informasi mengenai kopi luwak khas Bali. Simak penjelasan selengkapnya.
Edukasi Kopi Luwak Khas Bali
Ayu menjelaskan bahwa kopi luwak di Bali Pulina menjadi salah satu menu andalan di kafe ini. Pengunjung akan mendapatkan informasi seputar kopi luwak khas Bali secara detail, baik menggunakan bahasa Inggris maupun Indonesia.
Penjelasan dimulai dari hewan luwak itu sendiri yang menjadi penghasil biji kopi luwak. Biasanya, luwak mengkonsumsi biji kopi terbaik yang sudah matang. Maka dari itu, luwak akan menghasilkan biji kopi yang istimewa dan berbeda dari jenis-jenis kopi lainnya.
Bali Pulina. Foto: Istimewa.
Selain kopi, Ayu juga menjelaskan bahwa luwak mengkonsumsi makanan lain, yaitu berbagai macam buah-buahan. Meski begitu, rasa dari buah lain yang dikonsumsi tidak akan mempengaruhi kualitas biji kopi.
Karakteristik Kopi Luwak
Ayu mengungkapkan, rasa dari kopi luwak ini lebih ringan dibanding arabika Kintamani biasa. Hal ini dipengaruhi oleh proses fermentasi yang terjadi di sistem pencernaan luwak.
Para pengunjung juga bisa memilih kopi yang ingin dinikmati. Tempat ini menonjolkan 2 jenis kopi, yaitu kopi luwak dan kopi biasa jenis arabica khas Bali.
Karakteristik kopi luwak berbeda dari kopi arabika biasa. "Biasanya kalau kopi luwak punya rasa yang cenderung mild. Jadi rasanya itu lembut, enggak sekuat kopi biasa. Sama tint rasanya cenderung lebih asam tapi kadar kafeinnya jadi lebih rendah," tutur Ayu.
Oleh karena itu, kopi luwak terasa lebih creamy dan lembut, sedangkan kopi biasa rasanya lebih kuat dan intens. Bagi orang-orang yang kurang menyukai kopi pahit akan cocok menikmati kopi luwak ini.
Jadi Favorit Turis di Ubud Bali
Kopi luwak merupakan menu andalan yang wajib dicoba bagi para pengunjung Bali Pulina. Para turis lokal hingga internasional juga tertarik dengan edukasi seputar luwak kopi. Selain itu, rangkaian proses black coffee series yang terdiri dari jenis wet, natural, honey, dan dry coffee juga menjadi perhatian dari para pengunjung.
Meski beberapa pengunjung mengaku ada yang takut untuk mencoba jenis kopi luwak karena berasal dari kotoran hewan, tapi setelah mencobanya, Ayu mengungkapkan bahwa jenis kopi yang satu ini jadi andalan di Bali Pulina. "Beberapa wisatawan ada yang kurang berminat, karena kotoran dari luwak. Tapi setelah kami jelaskan bahwa prosesnya itu masih melindungi kulit dari biji kopinya dan tidak bersentuhan langsung, dari situ mereka berpikiran terbuka hingga mulai tertarik untuk mencoba," kata Ayu.