Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Memahami Kolesterol, Adakah Kaitan dengan Makanan Berlemak?

Adakah kaitan kolesterol tinggi dengan konsumsi makanan berlemak dan seperti apa tandanya? Simak penjelasan berikut.

24 April 2023 | 14.53 WIB

ilustrasi hidangan lebaran (ayam) (Pixabay.com)
Perbesar
ilustrasi hidangan lebaran (ayam) (Pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Laman Kementerian Kesehatan menyebut kolesterol merupakan salah satu komponen dalam lemak yang diperlukan sebagai sumber kalori, membentuk dinding sel-sel tubuh, sebagai bahan dasar pembentukan hormon, vitamin D, getah empedu dan sebagainya. Ada beberapa jenis kolesterol dalam bentuk lipid dan protein antara lain low density ipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat karena merupakan penyebab utama munculnya plak dalam pembuluh darah, high density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik yang mengangkut kelebihan kolesterol dari jaringan dan membawanya kembali ke hati untuk diproses kembali atau dibuang dari tubuh, very low density  lipoprotein (VLDL) yang digunakan untuk energi dan pemindahan lemak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kemudian ada juga trigliserida merupakan sejenis lemak yang dibutuhkan untuk pencernaan dan lipoprotein atau kolesterol yang erat kaitannya dengan aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Dalam sebuah literatur disebutkan, konsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung lemak dalam jumlah tinggi meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam darah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika kadar kolesterol terlalu tinggi atau HDL terlalu rendah maka timbunan lemak menumpuk di pembuluh darah. Endapan ini akan mempersulit aliran darah melalui arteri sehingga dapat menyebabkan masalah di seluruh tubuh, terutama di jantung dan otak yang bisa berakibat fatal.

Tinggi lemak jenuh
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania, mengatakan leher tegang, pusing, bisa muncul usai makan makanan tinggi lemak, khususnya lemak jenuh.

"Makanan tinggi karbohidrat seperti kue-kue kering, ketupat. Kemudian yang tinggi lemak misalnya segala macam daging ditambah santan, itu semua memang berlemak tinggi," katanya.

Selain leher tegang dan pusing, keluhan seperti begah, mual, sembelit, dan diare juga dapat dialami segera, bahkan dalam hitungan menit usai menyantap makanan berlemak. Gejala seperti tegang pada leher dan pusing menandakan aliran darah melambat dan kondisi ini sudah bisa dirasakan sekali mengonsumsi makanan berlemak tinggi.

"Kalau aliran darah melambat, termasuk aliran darah ke otak, itu juga menjadi lambat, akhirnya menimbulkan keluhan pusing. Kemudian biasanya pembuluh darah itu juga akan menjadi kaku, akhirnya menimbulkan tegang pada leher," jelas Inggrid.

Pada yang mudah mengalami sembelit maka akan semakin berat, begitu juga yang mudah terkena diare, lebih mudah diare setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak. Inggrid menambahkan gejala-gejala ini belum langsung berhubungan dengan kolesterol lantaran proses lemak dimetabolisme tubuh hingga akhirnya menjadi kolesterol butuh waktu.

"Makanan begitu masuk ke dalam tubuh lalu dicerna itu masih sebagai lemak yang nanti menjadi asam-asam lemak. Kemudian ada proses lagi metabolisme di dalam tubuh, nanti membentuk kolesterol, misalnya LDL, HDL, kilomikron juga termasuk di dalamnya," jelasnya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus