Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Medan - Jika berkunjung ke Kota Medan, Sumatra Utara, sempatkanlah mencicipi duriannya. Ada beberapa tempat menikmati manisnya durian di kota ini, salah satu yang paling ramai dikunjungi adalah Ucok Durian. Di tempat ini, pengunjung bisa memilih durian mulai dari harga Rp100 ribu untuk tiga buah atau sekitar Rp 35 ribu per buah hingga Rp 200 ribu per buah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ucok Durian yang berada di Jalan KH Wahid Hasyim ini buka 24 jam, jadi kapan pun datang akan dilayani. Kios ini menempati sebuah bangunan terbuka di sudut jalan. Begitu tiba di sini, pengunjung akan disambut beberapa tumpukan durian dan kesibukan para pekerja memilah-milah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di antara para pekerja itu ada Zainal Abidin Chaniago, pemilik kedai ini. Zainal, yang akrab disapa Ucok, tampak sibuk memilihkan durian yang diminta pelanggan. Sambil bekerja, dia bercerita tentang kedainya yang dia bangun sejak 1985.
Zainal Abidin, pemilik Ucok Durian (TEMPO/Mila Novita)
“Awalnya di Jalan Iskandar Muda, kaki lima. Begitu ada rezeki, pindah ke sini. Di sini dari 11 tahun lalu,” kata Ucok yang mengaku datang setiap hari ke kedainya.
Dari tahun ke tahun kedainya makin ramai dan menjadi tujuan wisata Medan. Kunci dari kesuksesannya adalah duriannya tersedia sepanjang tahun. Pelanggan juga selalu merasa puas karena mereka menjamin kualitas duriannya.
Tentang ketersediaan durian sepanjang tahun, Ucok mengatakan bahwa dia juga mendatangkannya dari daerah lain di Sumatra seperti Sumatra Barat dan Riau. Hampir setiap daerah di pulau ini ditanami durian dengan musim berbuah yang berlainan.
Di Medan dan sekitarnya, kata Ucok, musim durian biasanya berlangsung antara Juni hingga Agustus.
“Kalau sudah nggak ada dari Medan, dari luar. Sepanjang tahun durennya ada yang penting di Sumatera,” kata Ucok.
Ucok mengatakan durian Medan memang paling nikmat. Daging buahnya perpaduan antara rasa manis, pahit, legit, dan jarang ada yang busuk. “Rasanya lengkap dibandingkan dengan durian lainnya,” ujar dia.
Tapi dia menjamin kualitas durian dari daerah lain yang dijual di kedainya pun tak kalah. Jika pelanggan tidak puas akan durian yang dimakannya, mereka boleh menukarnya dengan yang lebih baik. Itu sebabnya, gunungan durian di kedainya tak semuanya terjual di sana.
“Kalau nggak enak, nggak bagus, kami sarankan tukar. Kalau nggak mau tukar salah konsumennya,” ujar dia.
Lalu dikemanakan durian yang tidak memenuhi standar? Dia tetap menjualnya, tetapi kepada usaha kecil dan menengah. Durian yang dianggap tidak enak itu dioleh menjadi penganan oleh-oleh khas Medan seperti dodol dan es krim.
Meski kedainya laris manis, Ucok tidak berminat membuka di tempat lain. Banyak yang menggunakan nama Ucok Durian, tapi dia mengatakan bahwa kedai ini adalah satu-satunya. “Di sini aja aku repot,” kata dia sambil tertawa.