SEBUAH seminar internasional tentang kebersihan lingkungan
pedesaan yang baru-baru ini berlangsung di oxford, Inggeris,
telah menemukan sistim jamban yang dikembangkan Vietnam Utara
sebagai jamban yang terbaik, di Dunia Ketia.
Seminar tadi, yang diselenggarakan Oxfam, sebuah organisasi
bantuan sukarela yang didukung Bank Dunia, menyebutkan pula
kakus tersebut merupakan dasar di mana berdiri sistim kesehatan
pedesaan Vietnam. Jamban-jamban itu tidak saja menurunkan
penjangkitan penyakit yang bersumber pada air, seperti tipus dan
kolera, tapi juga merupakan pusat industri pupuk. Kotoran
manusa yang kaya rabuk organik di jamban itu diproses pula jadi
pupuk.
"Kebersihan lingkungan pedesaan tetap menjadi problim utama di
negara sedang berkembang," tulis redaktur Anil Agarwal dalam
Earthscan, sebuah berkala yang diterbitkan oleh United Nations
Environtment Programme, sebuah badan PBB yang khusus mengamati
masalah lingkungan. Katanya, berbagai program yang menyangkut
pembuatan jamban, sumur dan berbagai fasilitas lainnya, telah
dikerjakan dalam 20 tahun belakangan ini di desa-desa Asia,
Afrika dan Amerika Latin. Tapi nyatanya usaha itu gagal.
Ahli-ahli sosiologi menyebutkan kegagalan itu terutama karena
penduduk desa menganggap jamban murah dan sederhana itu kurang
layak dan tak nyaman. Lantas mereka meninggalkannya dan
melepaskan hajat di padang terbuka. Sirnalah harapan terhadap
jamban yang diperkirakan bisa memperkecil penjangkitan penyakit
sampai setengah.
Riset 2 Tahun
Orang-orang Vietnam sejak jaman peperangan dulu telah
melancarkan penelitian tak henti-hentinya untuk menemukan
jamban yang baik guna mengatasl "bahaya tinja". Sistim jamban
yang mereka temukan itu terdiri dari septic tank (tangki
kotoran) yang kedap air. Konstruksinya dibuat sedemikian rupa
sehingga air kencing tidak mengalir ke sana, meiainkan ke sebuah
aliran menuju tangki yang lain.
Sebelum tangki dipergunakan, lantainya dilapisi debu tanah lebih
dulu. Dan tiap pemakai harus menyiramkan debu dapur supaya air
kotoran terserap dan baunya pun hilang. Kalau lagi tak dipakai,
lubang jamban itu ditutup dengan penutup yang bertangkai
panjang. Kalau isinya sudah sepertiga, debu tanah lantas
dituangkan ke dalam tangki itu sampai penuh. Dia ditutup
rapat-rapat Yang boleh masuk hanya udara yang tidak mengandung
oxygen.
Tangki baru dipasang pula. Disekap begitu, sesudah 45 hari
sebagian besar dari bakteri dan virus akan mati. Hingga tinja
tadi boleh dikatakan sip dari kuman penyakit. Dan kotoran
manusia itu sekarang sudah berubah jadi pupuk yang bisa
dikeluarkan dari sebuah lobang yang terdapat di belakang tangki.
Lewat peragaan yang intensif dalam program pendidikan massal,
penguasa kesehatan Vietnam, menurut kabar yan keluar dari
negara itu, pemerintah telah membangun 5 jamban untuk tiap 7
rumah tangga. Vietnam tidak pernah memberikan keterangan yang
lebih lengkap mengenai sistim jamban mereka. Itulah makanya
seminar internasional di Inggeris tempo hari menganggap perlu
untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai tempat buang
hajat orang Vietnam. Soal yang nampaknya sepele mendapat
tanggapan yang begitu saksama. Soalnya Bank Dunia sekarang ini
telah menyediakan $600.000 bagi riset selama 2 tahun untuk
menemukan tehnologi yang layak untuk penyediaan air dan
pembuangan kotoran di negara berkembang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini