Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengapa Mereka Mendapat Nobel

Dr. j. Michael Bishop dan Dr. Harold E. Varmus meraih hadiah nobel untuk bidang kesehatan. Tapi diprotes Dominique Stehlelin. Teori dasar tentang munculnya sel kanker digariskan Bishop & Varmus.

28 Oktober 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEREKA itu orang besar dengan pikiran-pikiran besar," demikian komentar Dr. David Baltimore. Yang ia maksudkan adalah Dr. J. Michael Bishop dan Dr. Harold E. Varmus, yang 9 Oktober lalu meraih Hadiah Nobel untuk Bidang Kesehatan. Baltimore, direktur institut penelitian kesehatan Massachusetts Institute of Technology (MIT), adalah nara sumber dalam pencalonan Bishop dan Varmus untuk memenangkan Nobel. Pernyataan Baltimore menjadi penting, apalagi setelah pemberian anugerah tersebut kepada kedua ahli kanker dari Amerika itu diprotes Dominique Stehlelin. Stehlelin, peneliti dari Prancis, pernah ikut dalam penelitian Varmus dan Bishop pada 1967. Karena itu, ia merasa berhak pula mendapat Hadiah Nobel. Protes tadi mengundang ingin tahu kalangan awam tentang keistimewaan penemuan Varmus-Bishop yang dipublikasikan pada 1976. Komite Hadiah Nobel segera menjawab protes Dominique Stehlelin. Hadiah itu diberikan kepada Varmus dan Bishop bukan karena riset mereka pada 1970-1976, ketika Stehlelin terlibat. Pertimbangan komite adalah teori dasar tentang munculnya sel kanker yang digariskan kedua ahli tadi. Riset Bishop -- Varmus --Stehlelin hanya satu dari 40 kemungkinan pertumbuhan sel kanker yang berakar pada teori Bishop -- Varmus yang sudah digariskan sebelumnya. "Bishop dan Varmus bukan cuma peneliti brilyan, tetapi juga gigih," kata Baltimore. Keduanya tertarik pada biologi molekul ketika ilmu ini belum berkembang. Bishop, anak pendeta, pernah mencoba menjadi dokter ahli anak, begitu lulus dari Harvard University. Pada 1968 ia pindah ke California University, San Francisco, dan bekerja dalam sebuah tim penelitian virus kanker. Pada tahun yang sama, Varmus, anak dokter, yang lulus dari Columbia University, meninggalkan kerja di National Cancer Institute sebagai bakteriolog. "Saya meninggalkan pekerjaan klinik dan masuk ke dunia riset," katanya. Keduanya bertemu di California University. "Bishop suatu kali datang ke laboratorium saya dan berniat bekerja sama," kata Varmus. Tentang keputusan itu, Bishop memberikan pengakuan, "Jenggot Varmus memberi impresi, ia punya semangat bebas dan mampu melahirkan teori-teori besar." Setelah pertemuan itu, keduanya lalu mencari jawaban dari mana munculnya sel-sel kanker yang ketika itu masih menjadi pertanyaan besar. Varmus dan Bishop, menurut Baltimore tidak pernah berhenti meneliti sampai kini. "Tahun lalu, di MIT, Varmus melakukan kerja sabatikal mengamati kembali perspektif teorinya," kata Kepala Penelitian Kesehatan MIT ini. "Kerjanya yang sangat metodologis itu mengesankan." Sementara itu, Bishop membantunya dengan menyuruk lebih dalam, meneliti senyawa kimia dalam susunan genetik sel-sel kanker. Teori Varmus -- Bishop pada dasarnya menjelaskan perubahan sel-sel jaringan menjadi sel-sel kanker, onkogen. Sebelumnya sudah diketahui, sel-sel kanker adalah sel-sel biasa yang tidak terkontrol sistem pembelahannya, atau membelah terus-menerus dan membentuk jaringan aneh. Varmus sudah sejak awal mencurigai rangkai gen (dalam inti sel) yang bertanggung jawab atas pertumbuhan sel. Gen inilah yang ditelitinya terus-menerus. Melalui percobaan bersama Bishop, Varmus menemukan, memang gen inilah pangkal pertumbuhan kanker. Jadi, bukan suatu zat dari luar. Berubahnya gen ini menjadi "gen pengkhianat" sederhana saja: pindah kedudukan dalam susunan genetik pada inti sel. Dengan demikian, gen normal ini berubah sifat, karena perubahan kedudukan itu. Ada berbagai penyebab mengapa gen pertumbuhan sel berubah menjadi onkogen. Varmus dan Bishop dalam percobaan 1976 menemukan retrovirus -- sejenis virus sel yang sangat tangguh -- sebagai salah satu penyebab. Virus ini tidak mempunyai gen pertumbuhan, karena itu untuk kelangsungan hidupnya mencuri gen pertumbuhan dari sel-sel jaringan. Dengan cara inilah retrovirus berkembangbiak. Ketika menyerang sel, retrovirus menyelipkan gen pertumbuhan yang dibawanya ke sel-sel yang diserang. Gen ini menyusup ke sel-sel, tapi dalam kedudukan yang tidak normal (mutasi), dan menjadi onkogen. Selain menemukan mutasi karena virus ini, Varmus dan Bishop menemukan mutasi yang terjadi akibat radiasi dan munculnya senyawa-senyawa karsinogenik dalam sel. Di samping ketiga penyebab ini, ada sekitar 40 penyebab munculnya onkogen. "Kita sudah mengetahui gen yang menjadi biang keladi, dan bagaimana gen itu mengalami mutasi," kata Varmus. Namun, karena mutasi gen adalah reaksi kimiawi senyawa-senyawa genetik, Varmus dan Bishop mengutarakan teori mereka masih harus dirinci. "Teori ini masih harus diterjemahkan ke proses biokimia," kata Varmus. Ketika Varmus dan Bishop masih berusaha melengkapi teorinya, sejumlah praktisi sudah memanfaatkan potongan teori mereka untuk membangun terapi melawan kanker. Yang paling mutakhir -- dan dianggap terobosan -- ditemukannya gen-gen antikanker yang bisa menghambat pertumbuhan onkogen akibat serangan retrovirus. Gen itu diberi nama tumor infiltrating Iymphocytes (TIL). Awal tahun ini percobaan ahli kanker AS Steven Rosenberg menunjukkan bahwa TIL (yang dikembangkan dalam retrovirus dan disuntikkan ke dalam sel darah putih) berhasil menghancurkan sel-sel kanker. Percobaan Rosenberg tergolong terapi kanker oportunistis, karena spesifik untuk beberapa jenis kanker saja. Hingga kini memang belum ditemukan metode penyembuhan kanker yang mendasar. Prinsip terapi ini boleh jadi masih menunggu kelengkapan teori Varmus dan Bishop. Karena teori merekalah, menurut Baltimore, yang paling lanjut dan paling depan. Jim Supangkat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus