Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengenal Alergen dalam Alergi

Alergi akan muncul, jika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat asing tertentu (alergen) yang biasanya tidak berbahaya.

6 Juni 2023 | 10.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak alergi. fearlessparent.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Biasanya, dalam kemasan produk makanan kerap tertulis alergen yang harus diwaspadai oleh beberapa orang yang memiliki alergi tertentu. Lantas, apa sebenarnya alergen?

Berdasarkan medlineplus.gov, alergen adalah zat yang dapat menyebabkan reaksi alergi. Pada sebagian orang, sistem kekebalan tubuh akan mengenali alergen sebagai benda asing atau berbahaya. Akibatnya, sistem kekebalan bereaksi dengan membuat sejenis antibodi yang disebut IgE untuk bertahan melawan alergen. Reaksi ini pun menyebabkan gejala alergi yang dialami oleh seseorang.

Ada berbagai cara alergen masuk ke dalam tubuh, yaitu melalui saluran pernapasan (alergen inhalatif atau alergi hirup), melalui suntikan atau sengatan, dan alergi makanan, sebagaimana tertulis dalam
Jurnal Makara Kesehatan.

Alergi akan muncul, jika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat asing tertentu (alergen) yang biasanya tidak berbahaya pada kebanyakan orang. Bagaimana seseorang bereaksi terhadap alergen tergantung pada bagaimana mereka bersentuhan dengannya. Pada banyak orang, reaksi alergi terjadi pada kulit, saluran udara, dan selaput lendir.

Biasanya, gejala yang dialami oleh seseorang dimulai dengan cepat usai melakukan kontak dengan alergen. Namun, dalam beberapa kasus, dibutuhkan beberapa jam atau hari untuk seseorang mengalami reaksi tersebut. Adapun, bentuk dari gejalanya bisa ringan atau gangguan nyata yang memberikan dampak cukup signifikan dalam kehidupan sehari-hari.

Merujuk niehs.nih.gov, beberapa alergen dapat meningkatkan keparahan suatu kondisi penyakit pada seseorang yang sensitif terhadapnya. Salah satu penyakit yang menjadi dampak dari alergen adalah asma. Lalu, ada beberapa alergen musiman dan non-musiman yang paling umum, yaitu tungau debu, kecoa, hewan peliharaan, serbuk sari, protein hewani, obat-obatan (antibiotik atau obat-obatan yang diaplikasikan di kulit), spora jamur, dan lateks karet alam. Tidak hanya itu, ada beberapa makanan yang umumnya menjadi alergen, yaitu:

Susu

Susu sapi menjadi alergen makanan yang paling umum pada bayi dan anak kecil. Saat seseorang dengan alergi susu terpapar susu, protein dalam susu mengikat antibodi IgE spesifik yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh orang tersebut. Akibatnya, kondisi ini memicu pertahanan kekebalan seseorang yang membuat gejala reaksi bisa ringan atau sangat parah.

Telur

Telur ayam adalah salah satu alergi makanan paling umum terjadi pada bayi dan anak kecil, tetapi jarang terjadi pada anak yang lebih besar dan orang dewasa. Namun, protein dalam telur dapat mengikat antibodi IgE yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh.

Kacang 

Kacang menjadi alergen makanan paling umum pada anak di bawah usia 18 tahun dan orang dewasa. Alergi kacang biasanya bertahan seumur hidup, hanya sekitar 20 persen anak-anak dengan alergi kacang yang sembuh dari waktu ke waktu. Paparan protein dalam kacang biasanya dapat terjadi melalui konsumsi oral yang memicu pertahanan kekebalan seseorang.

Gandum

Menurut foodallergy.org, satu penelitian menemukan bahwa dua per tiga () anak dengan alergi gandum akan sembuh pada usia 12 tahun. Namun, beberapa orang lainnya tetap akan mengalami alergi terhadap gandum sepanjang hidup mereka. Alergi ini diakibatkan oleh reaksi imunologis yang merugikan (dimediasi IgE) terhadap protein dalam gandum dan reaksi dapat menyebabkan gejala alergi khas.

Kedelai

Alergi kedelai lebih sering terjadi pada bayi dan anak kecil. Satu studi menemukan bahwa hingga 88 persen pasien alergi kedelai memiliki alergi kacang atau secara signifikan peka terhadap kacang. Seseorang dengan alergi kedelai lebih cenderung peka terhadap alergen utama, termasuk kacang tanah, kacang pohon, telur, susu, dan wijen daripada legum non-kacang, seperti buncis, kacang polong, dan lentil.

Pilihan editor : Serba-serbi Alergi: Mengenal Suntik Epinerfin dan Cara Menggunakannya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus